TANJUNGPINANG – Yakin lah Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah ibni Sultan Abdul Jalil.
Aku lah Yang Dipertuan Muda yang memerintah Kerajaan Mu,
Barang yang tiada suka membujur di hadapan Mu, Aku lintangkan,
Barang yang tiada suka melintang di hadapan Mu, aku bujurkan.
Barang yang semak berduri di hadapan Mu, Aku cucikan.
Itu lah, bunyi naskah Sumpah Setia Melayu Bugis yang dulu diucapkan Opu Daeng Marewa di depan Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Yang Dipertuan Besar I, dengan Pusat pemerintahan kesultanan pada saat pelantikan berkedudukan di Riau tepatnya di Sungai Carang (sekarang termasuk dalam wilayah Kota Tanjungpinang).
Sumpah Setia Opu Daeng Marewa di hadapan Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah yang diucapkan ratusan tahun silam itu kembali menggelegar ditengah terik matahari yang diperkirakan, diatas 32 derajat celcius. Tapi bukan Opu Daeng Marewa yang mengucapkan, melainkan Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan di Kepri Ady Indra Pawenari.
Ketua KKSS Kepri Ady Pawenari mengucapkan kembali sumpah setia Melayu-Bugis oleh Opu Daeng Marewa pada saat kegiatan Pawai Budaya yang digelar Pemerintah Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) sempena peringatan HUT RI ke-79, Sabtu 31 Agustus 2024.
Tahun ini, Pawai Budaya diikuti ribuan peserta, dan jadi istimewa karena diikuti Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPW KKSS) dengan menurunkan hampir 300 pesrta.
Ketua KKSS Kepri Ady Pawenari mengikrarkan janji setia Melayu-Bugis dengan menghunus keris dihadapan Raja Malik, yang diilustrasikan sebagai Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Yang Dipertuan Besar lengkap dengan pakaian khas Melayu dan tongkat kebesaran Kerajaan.
Pengucapan Ikrar Sumpah Setia Melayu-Bugis yang dulu digaungkan oleh Opu Daeng Marewa itu pun membuat peserta Pawai Budaya terkesima dan tak sedikit yang mengaku merinding ketika sumpah setia diucapkan Ketua KKSS Kepri Ady Pawennari.
Ady Pawenari, sebagai Opu Daeng Marewa berpakaian lengkap khas Bugis bisa menyajikannya secara baik dengan penuh penjiwaan.
“Penampilan keduanya luar biasa. Kami semua merinding mendengarnya. Apalagi, kami memang baru kali ini mendengar langsung Sumpah Setia Melayu Bugis yang pernah diucapkan Opu Daeng Marewa di depan Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah,” katanya.
Raja Malik Hafrizal Zuriat Kerajaan Riau-Lingga mengungkapkan bahwa aruk sumpah setia itu mengingatkan peristiwa sakral masa lalu.
“Ikrar Opu Daeng Marewa itu, menjadi landasan bagi kedua suku untuk bersama-sama berupaya membangun tanah Melayu dengan gemilang,”tegasnya.
Dia pun berharap sumpah setia itu menjadi inspirasi semua pihak dalam menghargai apa yang dilakukan leluhur pada masa lalu.
Barisan terdiri dari BPW KKSS Kepri, barisan pengantin adat Bugis lengkap dengan seserahan pengantin, barisan bosara yaitu yang membawa makanan khas Sulawesi Selatan, barisan kesenian alat musik, barisan anak pakaian haji, barisan anak anak, barisan alat musik tradisional dan barisan BPD KKSS 7 Kabupaten/ Kota di Kepri.
Selain pengucapan sumpah setia Melayu – Bugis peserta pawai budaya KKSS Kepri juga berkesempatan menampilkan seni silat tradisional dan penyerahan bingkisan makanan tradisional Sulawesi Selatan kepada para tamu VIP, makanan tersebut antara lain bolu pecak, barongko dan bandang bandang.***