Lampung

Tak ada APD, Jas Hujan Pun Jadi

×

Tak ada APD, Jas Hujan Pun Jadi

Sebarkan artikel ini

LAMSEL – Kian merebaknya Pandemi Covid-19 yang telah merata seantero negeri, Alat Pelindung Diri (APD) seolah menjadi barang langka. Bahkan paramedis seharusnya menjadi garda terdepan dalam penangangan virus corona kesulitan mendapatkan.

Kecemasan pun terjadi di kalangan paramedis, seperti di Lampung Selatan, penyediaan APD di Puskesmas hingga kini sangat minim. Sehingga terkesan wilayah setempat belum siap melawan wabah virus Corona.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Namun demikian Tenaga medis di beberapa Puskesmas wilayah Lamsel akhirnya berinisiatif menggunakan jas hujan dalam penanganan medis demi menjaga kemungkinan terjadi. Tak ada APD jas hujan pun jadi, akibat minimnya APD bagi petugas kesehatan ditengah merebaknya pandemi corona di wilayah berjuluk Khagom mufakat itu.

BACA JUGA :  Fuso Bermuatan Karbit Terbakar di Jalur Lintas Sumtera

Untuk perlindungan diri, dalam keadaan darurat petugas terpaksa mengenakan jas hujan plastik, apabila apron (pelindung badan) tidak ada. Minimnya APD terjadi merata di semua Puskesmas dan Puskes Pembantu di tiap desa wilayah setempat.

Persoalan minimnya APD ini diakui oleh tenaga medis sendiri. Sehingga petugas Puskesmas jika ingin melaksanakan pemeriksaan kesehatan mengacu pada protokol Covid-19. Mereka mengaku hanya dengan menggunakan jas hujan seadanya saat memeriksa pasien.

“Sampai sekarang belum ada APD, di Puskesmas ada pun, tidak mencukupi dengan jumlah tenaga medis. Kami pakai jas hujan beli di toko ritel, untuk keselamatan pribadi saja, karena sementara belum di kirim,”ungkap salah satu tenaga medis di Puskesmas Ketapang, Senin (13/4/2020).

BACA JUGA :  Baru Selesai Dikerjakan, Jembatan Way Pisang Jebol

Kecemasan juga dirasakan tenaga medis di Puskesmas Candipuro, yang mengalami kondisi sama minimnya APD, disaat situasi ODP terus meningkat di wilayah setempat.

Padahal itu sangat penting sebagau alat pelindung diri bagi petugas kesehatan. Diketahui Pemerintah daerah Lampung Selatan mengalokasikan dana senilai Rp17,6 miliar untuk penanganan virus corona atau Covid-19.

Wakil Ketua I DPRD Lamsel, Agus Sartono-foto ist

Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua I DPRD Lamsel, Agus Sartono, mengaku prihatin bahwa tenaga medis sebagai garda terdepan melawan Corona. Tapi tidak dilengkapi dengan alat perang memadai.

“Saya menekankan agar eksekutif tak perlu lagi menunggu persetujuan dari legislatif jika untuk memberi intensif tambahan bagi paramedis,”ujar Agus.

Menurut Polisiti PAN tersebut paramedis sebagai garda terdepan perang tapi mereka harus melawan  dengan segala keterbatasan, risikonya nyawa. Sehingga dia menilai  sangat manusiawi kalau insentif paramedis ditambah disaat seperti sekarang.

BACA JUGA :  Menara Siger Akan Jadi Destinasi Wisata Baru di Bakauheni

Diakuinya bahwa kondisi sekarang telah dibahas oleh unsur pimpinan parlemen. Agus mengaku ia sudah berkomunikasi dengan Ketua DPRD Lamsel Henry Rosyadi terkait sikap DPRD ditengah situasi sulit ini.

Legislatif, ungkapnya tetap dalam track pengawasan langkah eksekutif. Karena untuk kebijakan yang mestinya dapat persetujuan DPRD Lamsel saat ini dikesampingkan selama kebijakan itu pro rakyat.

“Legislatif memang tidak dilibatkan sama sekali dalam gugus covid-19. Tapi jangan lupa dewan tetap melakukan pengawasan sesuai fungsi. Nanti setelah semua urusan covid-19 selesai tentu ada evaluasi,”ujar seraya mengatakan  soal insentif paramedis pasti didukung. (En/whd)