Scroll untuk baca artikel
Zona Bekasi

Tangis Pecah Saat Wali Kota Bekasi Datangi Rumah Korban Kasus Pelecehan Anak

×

Tangis Pecah Saat Wali Kota Bekasi Datangi Rumah Korban Kasus Pelecehan Anak

Sebarkan artikel ini
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyambangi kediaman salah satu korban pelecehan aanak di bawah umur di wilayah Bekasi Timur, pada Selasa 10 Juni 2025 - foto doc .
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyambangi kediaman salah satu korban pelecehan aanak di bawah umur di wilayah Bekasi Timur, pada Selasa 10 Juni 2025 - foto doc .

KOTA BEKASI – Mendung menggantung di perkampungan padat penduduk di Bekasi Timur. Udara tak hanya lembab karena cuaca, tapi juga karena luka yang belum kering di dalam sebuah rumah sederhana.

Luka itu bukan luka fisik, tapi trauma batin yang dalam akibat kasus pelecehan sesama jenis yang melibatkan anak di bawah umur korban dan pelaku sama-sama masih belia.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Selasa siang (10/6/2025), rumah mungil itu kedatangan tamu tak biasa. Bukan aparat hukum, bukan pula aktivis sosial. Sosok yang muncul adalah Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, lengkap dengan jaket kerja dan wajah penuh keprihatinan.

Bukan sekadar kunjungan seremonial. Ini adalah langkah pribadi, emosional, dan penuh makna dari seorang pemimpin daerah yang enggan membiarkan warganya tenggelam dalam luka sendirian.

BACA JUGA :  Tenang, Disdukcapil Kota Bekasi Pastikan Tak ada Operasi Yustisi

Dari ruang tamu rumah korban, suasana tak banyak kata. Hanya isak kecil dari sang ibu yang sesekali menggenggam tangan wali kota, seperti ingin menitipkan beban yang tak sanggup lagi dipikulnya.

Sang anak, korban dari kasus memilukan ini, hanya menunduk matanya kosong, jiwanya jelas sedang mencoba memahami apa yang sesungguhnya terjadi.

Tri Adhianto duduk tenang, mendengarkan. Tak memotong, tak menggurui. “Saya tidak datang sebagai pejabat. Saya datang sebagai seorang ayah, yang mencoba memahami luka seorang anak,” ujarnya, lirih namun tegas.

Tri menegaskan bahwa pemulihan psikologis menjadi titik berat dalam penanganan kasus ini. Baik korban maupun pelaku, keduanya masih anak-anak.

Dalam pandangan Tri, bukan hanya hukum yang bicara—kemanusiaan dan perlindungan terhadap jiwa anak-anak juga harus menjadi panglima.

BACA JUGA :  Geger, Wanita Lansia Tewas Bersimbah Darah Dalam Rumanya di Bekasi Selatan

“Saya sudah perintahkan langsung Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk mendampingi korban secara intensif,”tegasnya.
Begitu juga untuk pelaku, karena mereka sama-sama butuh pertolongan. Ini bukan tentang siapa salah dan benar, tapi bagaimana kita menyelamatkan masa depan mereka.

Tak hanya pendampingan psikologis, Tri juga menjanjikan dukungan hukum melalui lembaga bantuan hukum profesional. “Orang tua tak perlu takut. Negara hadir untuk melindungi anak-anak, bukan menghakimi.”

Salah satu kekhawatiran yang besar di masyarakat adalah stigma. Korban sering menjadi bahan gunjingan. Tak sedikit pula yang menyalahkan keluarga, bahkan korban itu sendiri. Tri Adhianto dengan lantang menyampaikan imbauannya:

“Saya mohon kepada masyarakat, berhentilah menghakimi. Jangan bebani luka yang sudah ada dengan prasangka. Ini bukan tontonan, ini luka kemanusiaan.”

BACA JUGA :  Golkar Bekasi Rayakan HUT ke-59 dengan sholawatan dan Santunan

Pemerintah Kota Bekasi, kata Tri, tidak akan tinggal diam. Selain penanganan kasus, pihaknya juga berkomitmen memperketat pengawasan lingkungan dan edukasi perlindungan anak dari pelecehan.

Program literasi seksual sehat untuk anak dan orang tua pun akan digencarkan ke sekolah-sekolah, RW, dan posyandu remaja guna menangkal pelecehan.

Tri mengakhiri kunjungan itu bukan dengan pidato panjang. Ia hanya menggenggam bahu sang ayah korban dan berkata, “Bapak tidak sendiri. Kota ini akan berdiri bersama keluarga bapak.”***