JAKARTA – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan pemahaman terkait pendekatan budaya, menjadi salah satu point of Interest pada kuliah umum tersebut. Pihaknya meminta agar para taruna (peserta didik) dapat selalu menjaga kearifan dan kebijakan lokal masyarakat adat/tradisional.
“Bangsa Indonesia wajib belajar berbagai kekayaan tradisi dan budaya Nusantara agar bangsa dan negara ini maju dengan tidak meninggalkan ruh kePolitbangsaannya,” tegas Dedi Mulyadi, saat didaulat memberi kuliah umum di satuan pendidikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, Selasa (9/3).
Perihal pengelolaan lingkungan kelautan melalui pendekatan filosofis, Dedi menuturkan bahwa pengelolaan lingkungan pada prinsipnya harus dilaksanakan secara holistik. Seluruh komponen pendukung ekosistem, terestrial maupun maritim saling terhubung dan memiliki perannya masing-masing.
“Negeri ini kehilangan cara pandang filsafat, cara pandang ideologi terhadap seluruh alam Indonesia, kehilangan cara pandang filosofi, cara pandang ideologi terhadap seluruh alam raya. Inilah yang membuat kerusakan di Indonesia. Kita harus berpikir, bagaimana seharusnya kita hidup di dunia, ada waktu-waktu yang mengharuskan alam ini untuk beristirahat, karena bumi tengah mengalami krisis iklim. Selama pandemi Covid-19 contohnya, berkurangnya aktivitas manusia di luar rumah menjadi momen bagi bumi untuk berisitirahat,” terang Dedi.
Namun demikian, pihaknya tetap mendorong produktivitas taruna-taruni yang tengah melaksanakan pembelajaran di rumah, dengan terjun langsung mempraktekkan ilmu yang didapat, dalam hal budidaya perikanan, pengolahan, dan lain sebagainya.
“Mari bangun frekuensi yang sama untuk memajukan bangsa beserta laut dan perikanan Indonesia. Ciptakan riset dan inovasi untuk dapat terus bersaing di ranah dunia,” harap Dedi di akhir kuliah umumnya.
Direktur Politeknik KP Karawang Mochammad Nurhudah mengatakan, KKP menargetkan 10 persen lulusan satuan pendidikannya menjadi wirausaha muda. Dengan sistem vokasi serta pendekatan teaching factory yang menggunakan porsi praktik 70 persen dan teori 30 persen, pihaknya pun berharap lulusan Politeknik KP Karawang, tidak hanya menjadi praktisi pekerja, tetapi juga wirausaha.
Usai kuliah umum, rombongan pun melakukan peninjauan terhadap produk-produk taruna dan alumni Politeknik KP Karawang serta melakukan penebaran benih induk Ikan Nila Srikandi. Kegiatan penebaran ikan tersebut merupakan bentuk sinergi antara Politeknik KP Karawang dengan Balai Riset Pemuliaan Ikan Sukamandi dalam konsep kampus Edu-Preneur.
(Kamelia)