Posisi TPAS Burangkeng lokasinya berada di tengah lingkungan warga. Saat ini sampah hanya ditimbun, antrean truk-truk pengangkut sampah pun kerap terjadi yang menimbulkan kemacetan.
Dian meminta pemerintah membuat analisa dampak lingkungan (Amdal), kemudian sampaikan ke masyarakat, bahwa kehadiran TPA tidak mengandung dampak ke masyarakat, kesehatan, air minum, lingkungannya gimana.
“Jangan bicara dulu perluasan, harus dibuat dulu Amdalnya, jangan dulu mikirin perluasan, Amdalnya aja belum bener,”kata dia.
Nemin menegaskan pemdes Burangkeng punya hak untuk melakukan penolakan perluasan TPAS Burangkeng, mengingat desa mempunyai hak otonom menurut UU nomor 6 tahun 2014 tentang desa.
“Sekiranya tidak menguntung buat warga, apalagi banyak merugikannya terutama kesehatan desa punya hak untuk menolak kebijakan pemda,”tuturnya.
Menurut dia saat TPAS Burangkeng sudah terkunci seluas 11,6 hektar. Seandainya akan di lakukan perluasan tentu terlebih dahulu melakukan perubahan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bekasi.***