Disampaikan oleh: Yusuf Blegur
WAWAINEWS – Cukup, cukup sudah membiarkan negara terlalu lama dalam sekulerisme. Sejak proklamasi kemerdekaan dikumandangkan hingga saat ini, konsep memisahkan agama dari politik terbukti dan faktual gagal menghadirkan negara kesejahteraan.
Gagal sistemnya dan gagal orangnya, hanya ada negeri dengan kemaksiatan dan bencana yang menyelimutinya. Konsep kapitalisme dan komunisme hanya mewujud negara yang berujung pada kejahatan kemanusiaan dan kemunduran peradaban, kalau tidak mau disebut kembali ke zaman jahiliyah.
BACA JUGA: Buku Yusuf Blegur ‘Jokowi Pahlawan atau Penghianat’ Diapresiasi
Kejahatan, kemunafiian dan bencana tak pernah berhenti mengiringi perjalanan bangsa Indonesia. Negara yang mengadopsi sekulerisme dan liberalisme terus menerus menghianati cita-cita luhur para pendiri bangsa khususnya para ulama. Konsep negara sekuler bukan hanya melahirkan manusia yang materistik dengan perilaku cinta dunia dan takut mati.
Peradaban masyarakat yang harusnya memuliakan kehadiran Tuhan dan kemanusiaan sebagaimana tertuang dalam Pancasila. Justru tergusur oleh tradisi orientasi seiring mentalitas korup, rakus dan biadab serta kerapkali menista agama.
Wajar saja, jika negeri yang berlimpah kekayaan alam dan keberagaman budaya itu justru jauh dari kemakmuran dan keadilan. Alih-alih mengadakan negara kesejahteraan, para pemimpin dan rakyatnya lebih suka dan menikmati tenggelam dalam lumpur kemaksiatan.
BACA JUGA: G20, Apa Yang Kita Harapkan?
Keringat, darah dan nyawa yang dikorbankan oleh para syuhada pahlawan bangsa demi kemerdekaan sebagai jembatan emas menuju masyarakat adil makmur. Begitu mudahnya dicampakan, tak berbekas dan terus dimanipulasi dalam proses penyelenggaraan negara.
Substansi kelahiran dan keberadaan negara bangsa Indonesia yang bernapaskan ghiroh Islam semakin dipertentangkan dengan sekulerisme atas nama NKRI, UUD 1945 dan Pancasila. Seakan Indonesia tidak dibangun atas dasar pondasi dan tiang-tiang Keislaman saat mengusir penjajajahan.