Oleh : Abdul Rohman
WAWAINEWS.ID – Banyak aktivis mahasiswa yang sedang meniti puncak karir organisasi di usia Gibran. Usia dipenui motivasi berprestasi, keberanian dan belajar tanpa kenal menyerah.
Presiden Soeharto, enam bulan pertama menjadi pejabat presiden mendatangkan para pakar untuk membrieafing berbagai isu. Ia kuat dalam pengalaman tempur. Tapi untuk soal ekonomi, tatanegara, hubungan luar negeri dan isu-isu spesifik, perlu belajar. Konon 6 bulan berikutnya ia sudah bisa mengkoreksi kesalahan staf-stafnya.
BACA JUGA: Gibran Bicara Indonesia Emas 2045, Takutnya Menjadi Besi Tua
Sosok yang dinilai para hatternya tidak layak menjadi Presiden itu kemudian menguasai banyak masalah. Setelah satu periode memimpin Presiden Soeharto ganti mem briefing para manterinya.
Gibran awalnya diremehkan. Tapi ia punya bekal kemampuan bahasa Inggris. Alat untuk menggali banyak pengetahuan. Alat untuk tau cepat isu-isu internasional.
Gibran juga hidup di era buku besar global. Teknologi informasi memungkinkan orang belajar banyak hal secara cepat.
BACA JUGA: Gibran, Danang dan Penangsang
Sejak ayahnya menjadi Presiden tentu ia belajar banyak. 10 tahun cukup untuk ia mempelajari banyak isu. Mencermati bapaknya dihajar isu dan menjawabnya.
Semua dipelajari di usia ketika gairah belajar dan motivasi berprestasi sedang memuncak. Tidak mustahil ia memang menguasai banyak knowlodge. Hanya banyak tidak diketahui orang. Tipikal orang Jawa kebanyakan tidak mengumbar kemampuan yang dimiliki. Dikeluarkan saat diperlukan.
Jadi salah kalau kita under estimate. Mungkin memang ia belajar serius. (*)
ARS, Jaksel, 23 Desember 2023