Scroll untuk baca artikel
Zona Bekasi

Wali Kota Bekasi Bersama Ribuan Warga Menyusuri Jejak Kota, Dari Monumen Hingga Klenteng, Sambil Olahraga Otak dan Betis

×

Wali Kota Bekasi Bersama Ribuan Warga Menyusuri Jejak Kota, Dari Monumen Hingga Klenteng, Sambil Olahraga Otak dan Betis

Sebarkan artikel ini
Foto: Selasa pagi, 12 Agustus 2025, ribuan warga Kota Bekasi berbaur dengan pejabat, pelajar, hingga pegawai BUMD dalam Napak Tilas Bekasi Vol. 6. Tak hanya keringat yang mengalir, tapi juga cerita sejarah yang kembali dibangkitkan setidaknya bagi yang masih ingat atau mau mendengarkan

KOTA BEKASI – Selasa pagi, 12 Agustus 2025, ribuan warga Kota Bekasi berbaur dengan pejabat, pelajar, hingga pegawai BUMD dalam Napak Tilas Bekasi Vol. 6. Tak hanya keringat yang mengalir, tapi juga cerita sejarah yang kembali dibangkitkan setidaknya bagi yang masih ingat atau mau mendengarkan.

Dibuka langsung oleh Wali Kota Bekasi Tri Adhianto di Alun-Alun M. Hasibuan, acara ini menggabungkan Lomba Jalan Santai dengan Roundtrip Kemerdekaan konsepnya mirip walking tour, tapi versi “Bekasi rasa nasionalis”: berjalan kaki sambil mampir ke titik-titik bersejarah.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Rutenya bak paket wisata lintas zaman: Alun-Alun M. Hasibuan, Monumen Perjuangan Bekasi, Rumah Tangsi, Masjid Al-Barkah, Gedung PMI, Kali Bekasi, Monumen Kali Bekasi, hingga Klenteng Hok Lay Kiong. Ada sejarah perjuangan, ada jejak kolonial, ada religiusitas, dan tentu saja ada kesempatan swafoto karena sejarah juga butuh update di media sosial.

“Ini bukan sekadar perjalanan. Ini pengalaman melihat Kota Bekasi lebih dekat, lebih hangat, dan… lebih pegal kakinya,” ujar Tri sambil tersenyum, menegaskan bahwa rasa cinta tanah air bisa tumbuh seiring denyut jantung yang naik dua kali lipat.

Tri juga mengingatkan, setiap langkah adalah bentuk penghormatan kepada para pejuang. “Kemerdekaan ini bukan hadiah undian berhadiah, tapi hasil perjuangan panjang. Jadi, mari kita hargai dengan melestarikan sejarah, bukan hanya hafalan buku paket,” tambahnya.

Turut hadir Wakil Wali Kota Harris Bobihoe, Ketua TP PKK Wiwiek Hargono, Sekretaris TP PKK Wuri Handayani, Sekretaris Daerah Drs. Junaedi, serta jajaran Forkopimda. Kehadiran mereka membuktikan bahwa sejarah bukan hanya urusan buku, tapi juga protokoler.

Dari OPD, pelajar SMP-SMA, hingga BUMD, semua larut dalam suasana meriah. Ada yang fokus mendengarkan kisah sejarah, ada yang sibuk menghitung langkah di smartwatch, dan ada juga yang diam-diam menghitung berapa lama lagi sampai finis.

Karena, seperti kata pepatah modern Bekasi, “Jejak sejarah boleh panjang, tapi yang penting sepatu tetap nyaman.” ***

SHARE DISINI!