Scroll untuk baca artikel
Lintas Daerah

Warga Sekitar TNGGP Cianjur Tolak Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

×

Warga Sekitar TNGGP Cianjur Tolak Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Sebarkan artikel ini
Spanduk penolakan geothermal masih tersebar di Jalur Gunung Putri Alun-Alun Surya Kancana, TNGGP, Senin 1 Januari 2024, (foto_wwn)

WAWAINEWS.ID – Pengeboran proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) sebagai tenaga alternatif dikawasan hutan konservasi Konservasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat, ditolak warga.

Rencana proyek geothermal itu digelar pada Januari 2024 ini. Namun terus dihadang oleh penolakan keras dari masyarakat sekitar.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Ketidaksetujuan warga pasa proyek geothermal itu telah di suarakan sejak 15 November 2022. Mereka menyuarakan penolakan melalui aksi protes dengan menampilkan spanduk-spanduk penolakan geothermal.

Pantauan wawainews-id-455098.hostingersite.com  pada Senin (1/1/2024) menunjukkan bahwa spanduk penolakan geothermal masih tersebar di Jalur Gunung Putri Alun-Alun Surya Kancana, TNGGP.

BACA JUGA :  Polisi Tembak Polisi Kembali Terjadi, Anggota Densus 88 Tewas Ditembak Senior

Spanduk-spanduk ini tidak hanya menjadi ungkapan rakyat, tetapi juga terpampang di pagar rumah warga. Aliansi Masyarakat Gunung Gede Pangrango menampilkan pesan keras seperti ‘Geothermal Membunuh Masa Depan Anak-Anak Di Bawah Kaki Gunung Gede’ dan ‘Tolak Geothermal Di Kawasan Konservasi Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Jangan Gadaikan Masa Depan Anak Cucu Kami Demi Keserakahan Nafsu Serahkanmu. Surya Kadaka Indonesia#save hutan kita gede-pangrango’.

Aliansi Warga Gunung Putri juga menyuarakan ketidaksetujuan mereka dengan spanduk bertulisan ‘Tolak Rencana Eksploitasi Geothermal Di Gunung Putri. Kami mencintai tanah air tapi ketika tanah dan air kami di rampas kami tidak mau tertindas’.

Aksi warga ini menjadi respons atas kekhawatiran akan rusaknya sumber kehidupan mereka seperti air, tanaman, dan tanah akibat operasional geothermal.

BACA JUGA :  Modus Ganjal ATM, Dua Pria Asal Pesawaran Diringkus Polisi di Yogyakarta

Salah satu warga, Yusuf, menyampaikan bahwa proses pengeboran geothermal di sekitar camping ground dijadwalkan pada bulan Januari 2024. Meskipun telah dilakukan sosialisasi, warga tetap bersikeras menolak pembangunan geothermal.

“Tetap kami tolak, bang,” tegas Yusuf. Ia menegaskan bahwa penolakan tidak hanya berasal dari warga, tetapi juga dari pihak desa.

Sebelumnya, rencana pembangunan geothermal yang ditolak oleh warga mencakup beberapa lokasi di Kabupaten Cianjur. Warga di Kampung Ciguntur, Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Desa Cibodas, Kecamatan Cipanas, dan Pasir Sorangge, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, semuanya menyampaikan penolakan serentak terhadap proyek tersebut.

Warga lainnya, Euis, memperingatkan bahwa pembangunan geothermal dapat mengeringkan dan menghitamkan sumber air warga, serupa dengan keadaan di Dieng, Jawa Tengah.

BACA JUGA :  Bupati Karawang: Saya Tidak Punya Gejala, Tapi Positif Covid-19

Kalau geothermal dibangun akan seperti di Dieng, Jawa Tengah, sumur air warga kering dan kehitaman,” tutur Euis.

Untuk diketahui, petani di sekitar kawasan ini, yang menggantungkan mata pencahariannya pada sumber air, menghadapi ancaman serius karena proyek geothermal membutuhkan pasokan air yang besar.

Proyek geothermal ini diharapkan mampu menghasilkan listrik hingga 8 Mega Watt electric (MWE), yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Jawa dan Bali. ***