Bahkan diduga telah terjadi penyanderaan terhadap istri dan anak-anaknya oleh preman Summarecon.
“Istrinya sama anak-anaknya disandera, bahkan barang-barang miliknya dikeluarkan dari rumah melalui pintu belakang kompleks. Tkndakan itu seperti maling alias perampokan karena sampai detik ini belum diketahui keberadaan barang-barang miliknya,” beber Opan.
Diketahui bahwa Efek dari aksi yang digelar sejumlah wartawan tersebut mempengaruhi nilai saham Summarecon Agung, Tbk.
“Sangat berpengaruh sahamnya itu, saat di cek, pukul 11.30 sudah mulai turun diangka 2,72%, dan sampai sore tadi (ditutup) turun lagi diangka 4,23%. Artinya Summarecon harus jeli yang dilawan ini adalah para wartawan dan bukan preman bayaran,” tuturnya.
“Tadi itu aksi hanya untuk perkenalan ajah, tapi 7 hari kedepan aksi akan kami turunkan lebih banyak massa, kalau hadir semua bisa lebih dari 1.500 massa, tapi kita ambil pahitnya massa yang akan turun kembali paling sedikit 700 orang,” pungkas.
Aksi yang digelar di dua tempat itu merupakan gabungan dari DPP FWJ Indonesia, AWDI beserta segenap organisasi kewartawanan, advokat, insan Pers, perkumpulan Orang Betawi, LSM, lembaga Cegah Kejahatan Indonesia DKI Jakarta ***