BANDUNG – Program Abdi Nagri Nganjang Ka Warga di Bale Pakuan (Gedung Pakuan), Kota Bandung, diisi dengan pertunjukan Wayang golek, menjadi hiburan masyarakat Jabar dalam mengakses layanan publik yang tersedia, Sabtu (12/4/2025) malam.
Masyarakat berjubel hadir untuk mendapatkan layanan kesehatan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Vini Adiani Dewi, ada sekitar 500 orang yang melakukan pemeriksaan kesehatan.
“Alhamdulillah, hari ini untuk pelayanan kesehatan, masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan sangat antusias,” kata Vini.
“Untuk pemeriksaan kesehatan meliputi cek kesehatan gratis yang terdiri dari pemeriksaan darah, USG, EKG , imunisasi tercatat 353 orang, untuk pemeriksaan gigi tercatat 101 orang dan untuk layanan khitanan gratis 60 orang,” tambahnya.
Dalam Abdi Nagri Nganjang Ka Warga, Dinas Kesehatan Jabar membuka konsultasi kesehatan gigi dan kesehatan jiwa kepada masyarakat. Selain itu, Dinas Kesehatan Jabar menggelar permainan edukasi dan membuka layanan kesehatan tradisional seperti akupresur.
“Acara ini sangat membantu memberikan layanan secara langsung, memberikan edukasi dan memberi informasi tentang layanan yang didapatkan di Puskesmas,” kata Vini.
Edukasi Mitigasi Bencana
Selain pemeriksaan kesehatan, masyarakat juga sangat antusias mengikuti edukasi mitigasi bencana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar. Edukasi yang dikemas melalui storytelling bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kebencanaan, terutama terkait mitigasi bencana.
Salah satu pengunjung Abdi Nagri Nganjang Ka Warga, Lilis, menuturkan bahwa kegiatan edukasi tentang kebencanaan sangat penting dan perlu diketahui masyarakat.
“Buat kita juga jadi tahu bagaimana untuk penyelamatan. Saya juga tadi mencoba permainan jaring laba-laba, awalnya takut ketinggian, tapi setelah itu terbiasa,” tutur Lilis yang merupakan warga Sukajadi Kota Bandung.
“Storytelling ini juga penting, tadi diceritakan tentang macam-macam bencana di Indonesia, terus bagaimana penanggulangan, bagaimana cara kita untuk bencana kalau misalkan kita tiba-tiba bencana,” imbuhnya.
Hal senada dikatakan Siswa SMA Negeri 4 Bandung Ule. Menurutnya, edukasi kebencanaan yang dikemas dengan ringan dan menarik dapat meningkatkan pengetahuan pelajar, khususnya terkait mitigasi bencana.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat. Kita menjadi tahu tentang kebencanaan, ternyata bencana sangat banyak jenisnya ada 13,” ucap Ule.
Belajar Filosofi Kehidupan dari Wayang Golek
Selain menghadirkan beragam layanan publik, Abdi Nagri Nganjang Ka Warga semakin meriah dengan adanya pagelaran wayang golek pada malam hari. Ribuan masyarakat berbondong-bondong datang ke Bale Pakuan untuk menyaksikan salah satu kekayaan budaya Jabar tersebut.
Beralaskan tikar, masyarakat dengan penuh perhatian dan kegembiraan menonton empat dalang sekaligus, yakni Wawan Dede Amung Sutarya, Dadan Sunandar Sunarya, Iman Cecep Supriadi, dan Khanha Ade Kosasih Sunarya.
Salah satu pengunjung, Febi Hakim, menuturkan bahwa pagelaran wayang golek tidak hanya menghibur, tetapi juga sarat akan pembelajaran dan filosofi kehidupan.
“Ini jadi pengalaman yang memukau dan sarat pembelajaran. Apalagi, dalam pagelaran wayang golek ini, ada banyak sekali nilai moral, filosofi kehidupan, yang disampaikan dengan ringan dan menghibur,” kata Febi.
Febi juga tak menyangka bahwa antusiasme masyarakat untuk menyaksikan pagelaran wayang golek ini sangat tinggi. Ia sempat berdesakan untuk mendapatkan tempat yang baik saat menyaksikan pagelaran.
“Bagi generasi muda, ini kesempatan langka untuk mengenal kearifan lokal sekaligus mencintai budaya dari Jawa Barat dengan cara yang menyenangkan,” ucapnya.
“Intinya, saya senang sekali sekaligus bangga bisa menyaksikan langsung pagelaran wayang golek. Semoga acara seperti ini, pagelaran ataupun pertunjukan kesenian lain dari Jawa Barat, bisa digelar secara rutin dan mudah diakses masyarakat,” imbuhnya.***