JAKARTA – Bantuan Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kepada petambak garam di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh dilakukan untuk memulihkan ekonomi nasional dan usaha garam rakyat.
Bantuan senilai Rp1,3 M diserahkan secara langsung oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang kepada tiga (3) kelompok petambak garam, pada Kamis (10/12) lalu.
Bantuan yang disalurkan berupa rumah tunnel garam, penataan lahan pendukung rumah tunnel garam, dan sarana prasarana pendukung rumah tunnel.
Rumah tunnel garam merupakan salah satu metode produksi garam yang memanfaatkan teknologi rumah kaca kristalisasi garam.
Penerapan metode ini memungkinkan produksi garam dilakukan sepanjang tahun termasuk dalam musim penghujan. Produksi garam dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang ada dan menambahkan wadah tampungan dengan bantuan geoisolator dan penutup yang dirangkai seperti lorong atau disebut dengan tunnel.
Plt Dirjen PRL, TB Haeru Rahayu yang akrab disapa Tebe mengatakan sesuai dengan arahan Presiden, Joko Widodo, kegiatan PUGaR juga disandingkan dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Maka dari itu, kegiatan PUGaR dilaksanakan secara padat karya menyerap tenaga lokal guna membantu perekonomian masyarakat di masa pandemi covid-19.
“Ada 20 kabupaten/kota yang menjadi target untuk penyaluran bantuan usaha pegaraman ini,” ujar Tebe di Jakarta.
Tebe menegaskan program PUGaR sendiri bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas garam rakyat sekaligus mendukung pencapaian swasembada garam nasional.
“Untuk mencapai tujuan itu, kegiatan diarahkan pada pembangunan dan penguatan kelembagaan, serta menjadikan sentra bisnis garam rakyat sebagai mitra strategis,” tegasnya.
Bantuan PUGaR di Pidie Jaya menghasilkan rumah tunnel sebanyak 80 unit beserta kelengkapannya yang terbagi di tiga (3) lokasi. Kelompok pertama adalah Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Makmur Sejahtera yang berlokasi di Gampong Lancang, Kecamatan Bandar Baru.
Kedua, Kelompok Pante Kutaran yang akan mengelola di Gampong Meunasah Balek, Kecamatan Meureudu. Terakhir, Kelompok Pugar Baru yang bertempat di Gampong Peurade, Kecamatan Panteraja.
Kepala BPSPL Padang, Mudatstsir mengungkapkan apresiasi terhadap dukungan masyarakat pada kegiatan yang langsung dikerjakan oleh masyarakat.
“Lebih kurang 105 orang pekerja selama 35 hari berpartisipasi dalam rangkaian penataan lahan, pembangunan rumah tunnel hingga lengkap dengan sarana prasarana pendukungnya. Kami sangat berterima kasih,” tutur Mudatstsir di sela-sela kegiatan di Kabupaten Bintan.
Sementara itu, Ketua Kelompok Pante Kutaran, Azhar M menyampaikan semangat kelompoknya dalam memperoduksi garam di masa pemulihan ekonomi nasional ini. Selain Azhar, Ketua Kelompok Pugar Baru, Bukhari juga berharap kelompoknya bisa menghasilkan garam yang berkualitas.
“Kegiatan pembangunan rumah tunnel terintegrasi menjadi metode baru bagi kami dalam memproduksi garam. Kami ingin memproduksi garam lebih cepat dan berkualitas bagus,” jelas Bukhari.
Serah terima juga turut disaksikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya, Koramil (Panteraja, Meureudu, Bandar Baru) Polsek (Panteraja, Meureudu, Bandar Baru), Camat dan Geuchik (Bandar Baru, Panteraja, Meureudu).
(Kamelia)