Nasional

LINAP : Proyek PSEL Itu Buat Pabrik atau Hanya Beli Alat Pembakar Sampah?

×

LINAP : Proyek PSEL Itu Buat Pabrik atau Hanya Beli Alat Pembakar Sampah?

Sebarkan artikel ini
Baskoro Ketua Umum LSM Lemabaga LINAP
Baskoro Ketua Umum LSM LINAP

WAWAINEWS.ID – Rencana Proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Sumur Batu di Bantargebang, Kota Bekasi masih menyisakan pertanyaan.

Pasalnya rencana tersebut diduga tidak sesuai dengan yang digaungkan jika PSEL berupa pabrik pengolahan sampah.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Investigasi Anggaran Publik (LINAP) menduga kenyataan bahwa rencana proyek PSEL di Kota Bekasi itu hanya untuk pembelian alat pembakaran insinerator sejenis alat pembakar sampah dengan kapasitas 800 ton perhari.

BACA JUGA : Pj Wali Kota Bekasi Sebut Proses Proyek PSEL Sudah Berjalan 

BACA JUGA :  Bambang Widjojanto: Pemilu 2019, Terparah Pasca Reformasi

“Jika benar hanya membeli alat bakar insinerator, maka pertanyaannya kenapa harus beli dari China bukan dari Jerman yang tentunya lebih bagus,”ungkap Baskoro Jetua Umum LSM Lemabaga LINAP pada media ini, Selasa (17/10/2023).

Menurutnya pertimbangan memilih mendatangkan alat insinerator dari China patut diduga untuk mendapatkan harga lebih miring. Sementara biaya proyek tersebut mencapai Rp1,6 triliun, hingga dinilai itu terlalu besar jika hanya untuk membeli alat pembakar sampah.

Untuk diketahui jelasnya bahwa alat insinerator selama ini sudah ada seperti di rumah sakit, kantor kecamatan atau kelurahan.

BACA JUGA : Sumber Limbah Pabrik Bakso di Jatirangga Masih Misterius 

“Insinerator atau alat pembakar sampah tanpa asap tidak menimbulkan polusi itu sudah ada tersedia di beberapa rumah sakit untuk membakar sisa limbah medis. Biasanya kapasitas ada yang satu ton sampai 5 ton,”tukas dia.

BACA JUGA :  Kebakaran di Jatiluhur, Dua Penghuni Meninggal Terjebak di Kamar Mandi

Lebih lanjut dia pun mempertanyakan rencana alat pembakaran sampah melalui proyek PSEL itu untuk di pakai di Bantar Gebang dengan kapasitas 800 ton itu berapa harganya.

“Kenapa ga di lelang kan itu alat. Selanjutnya pertanyaan juga adalah kaitan sudah kah dilakukan study bandingnya. Jika sudah pemerintah harus terbuka terkait rencana proyek PSEL itu sendiri, kenapa harus insinerator, harus dijelaskan dong,”tegas Baskoro.

BACA JUGA : FSPN 2023, Menteri KLHK Kunjungi Produsen Kertas Kemasan Daur Ulang FajarPaper

Menurutnya untuk wilayah DKI sendiri pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif atau RDF Plant dengan kapasitas mencapai 2000 ton perhari harganya hanya Rp900 miliar. Tapi anggaran PSEL Kota Bekasi tembus angka Rp1,6 triliun.

BACA JUGA :  Polisi Tetapkan Satu Tersangka Terduga Teroris JAD Lampung dan Bekasi

Berikutnya Baskoro, menduga tidak semua warga di sekitar lokasi proyek PSEL setuju. Apalagi jelasnya untuk mencari lahan seluas 5 hektar di wilayah Bantargebang cukup sulit.

Pj Wali Kota Bekasi R Gani Muhamad sebelumnya saat dikonfirmasi terkait proyek PSEL mengatakan bahwa proyek Mitra PSEL di Sumur Batu, Bantar Gebang sudah dalam proses. Namun, demikian jelasnya akan mempelajari dulu teknisnya di lapangan.