WAWAINEWS.ID – Puluhan hektar tanaman padi sawah petani di Kota Agung Timur (Kotim), Tanggamus, bantat menguning dan layu pada pelepah daunnya. Kondisi tersebut membuat petani merana karena terancam gagal panen.
Kondisi tersebut terlihat setelah mereka melakukan perawatan seperti pupuk pada usia tanaman padinya baru hitungan hari setelah dilakukan penanaman
“Saat ini usia padi 25 hari. Upaya untuk mengatasi serangan hama itu sudah dilakukan dengan melakukan penyemprotan pestisida secara berulang-ulang,”Suhaili, Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya 2 Pekon Teba, yang juga sebagai petani sawah setempat kemarin.
BACA JUGA : Kembangkan Padi Gogo, ARB Harapkan Lampung Jadi Lumbung Pangan Nasional
Upaya lainnya seperti pengaturan buka tutup sumber air atau mengeringkan dan membasahi tanaman padi. Tapi kondisi serangan hama masih memprihatinkan.
“Namun sampai hari ini belum terlihat ada perubahan, malah kondisi tanaman bertambah parah,” ujarnya, pada Minggu (17/12).
Terkait kondisi tersebut petani di Pekon Teba itu mengaku telah melaporkan persoalan serangan hama di areal sawah mereka ke Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Hingga PPL melakukan peninjauan langsung kelapangan.
BACA JUGA : DKP3 Uji Coba Padi Varites Terbaru, Bisa Panen 70 Hari
Namun demikian lanjutnya, belum ada solusi untuk melakukan penyemprotan dengan mengganti merk pestisida oleh PPL belum menunjukkan perubahan pada tanaman padi tersebut, bahkan tambah parah.
“Dari hasil penelitian penyuluh pertanian lapangan, penyebab layu dan putusnya pelepah padi itu disebabkan ulat pengerek batang,” jelas Suhaili.
BACA JUGA : Anies Baswedan Panen Padi di Sumedang
Suhaili saat ini berharap Pemkab Tanggamus, melalui Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura bersama tim ahlinya untuk turun langsung kelapangan, agar mengetahui secara pasti penyebab serta mencarikan solusi cara pengendaliannya.