BOGOR – Ribuan warga Bojongkulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, gelar aksi mendesak Percepatan Normalisasi Sungai Cileungsi-Cikeas di Bunderan Marco, Vila Nusa Indah 2, pada Minggu 4 Mei 2025.
Aksi tersebut puncak dari kekhawatiran warga akan potensi banjir meningkat hingga terjadi tenggelam pada tahun 2028 yang kerap jadi langganan korban banjir siklus lima tahunan tersebut.
Peserta aksi damai menggunakan baju putih dengan tema “Kami Tidak Mau Tenggelam Lagi” tersebut, diikuti semua warga RW yang berada di bantaran Sungai Cileungsi-Cikeas. Mereka melakukan long march dimulai sejak pukul 06.00 WIB.
Dalam tuntutan peserta aksi mengatasnaman Solidaritas Percepatan Normalisasi Sungai Cileungsi-Cikeas mengajukan empat petisi, meliputi
- Pelebaran Sungai,
- Penanggulangan Permanen,
- Pengerukan,
- Pembuatan Polder.
Ketua KP2C (Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas) yang beranggotakan 32.000 masyarakat terdampak banjir Sungai Cileungsi, Sungai Cikeas, dan Kali Bekasi mengawali paparannya dengan memberikan apresiasi kepada BBWSCC (Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane)
“Kami mengapresiasi gerak cepat BBWSCC dalam melakukan penanganan tanggap darurat pasca banjir,” ujar Puarman.
Selanjutnya, Puarman menjelaskan kondisi sungai saat ini, baik di hulu maupun hilir yang sudah rusak serta ancaman banjir besar di kemudian hari.
Menurut Puarman, tahapan normalisasi yang direncanakan pemerintah waktunya terlalu lama. Diketahui, tahun 2025 – 2026 penyiapan lahan oleh Pemda, tahun 2027 proses lelang, dan tahun 2028 dimulai pekerjaan konstruksi oleh Kementrian Pekerjaan Umum.
Sedangkan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), banjir besar yang dikenal dengan siklus lima tahunan, ke depan bisa menjadi tiga tahunan. Bahkan, dimungkinkan terjadi banjir tiap tahun dengan potensi volume sama dengan banjir siklus lima tahunan.
“Jika tidak ada upaya percepatan, kami khawatir tahun 2028 kami bisa tenggelam,” ungkap Puarman.
Sementara Koordinator Aksi Damai, Syamsudin menyampaikan bahwa aksi ini diikuti oleh warga yang terdampak banjir di Bojongkulur dan sekitarnya.
Puncak dari Aksi Damai ini adalah Surat Terbuka Kepada Presiden, Gubernur Jawa Barat dan Bupati Bogor meminta Percepatan Normalisasi Sungai Cileungsi Cikeas.
“Setelah Surat Terbuka dibacakan, esoknya langsung kami antar langsung kepada Presiden, Gubernur Jabar dan Bupati Bogor,” tutup Syamsudin.***