Scroll untuk baca artikel
Hukum & Kriminal

Cerita Pilu Keluarga ABG Jadi Korban Penyekapan dan Perkosaan 10 Remaja di Lampung Utara

×

Cerita Pilu Keluarga ABG Jadi Korban Penyekapan dan Perkosaan 10 Remaja di Lampung Utara

Sebarkan artikel ini
ilustrasi
ilustrasi

LAMPUNG UTARA – NA (15) bocah SMP di Lampung Utara berhasil diselamatkan keluarganya dari penyekapan dan perkosaan 10 remaja di sebuah gubukan peladangan di Desa Tanjung Bar, Bukit Kemuning, setalh tiga hari dalam pencarian.

Ibu korban menceritakan peristiwa tragis yang dialami putrinya itu, setelah kejadian tersebut nyaris bunuh diri sebanyak dua kali. Putrinya mengalami trauma dan saat ini mendapatkan penjagaan ketat.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Hingga sabtu, 9 Maret 2024 pihak kepolisian telah menangkap 6 dari 10 remaja pelaku penyekapan dan perkosaan tersebut. Sementara pelaku yang menjemput korban saat ini dalam pengejaran polisi alias DPO.

Leni, ibu korban kepada awak media menceritakan kisah heroik penyelamatan sang putri dengan melibatkan banyak pihak, termasuk aparat penegak hukum untuk mencari keberadaan NA yang tiga hari tanpa kabar.

BACA JUGA :  Korban Begal Payudara di Lampung Timur Trauma, Minta Pelaku Ditangkap dan Dihukum

“Awalnya itu kan dia ga pulang-pulang sebagai orang tua tentunya khawatir, makanya terus melakukan pencarian melibatkan banyak pihak. Akhirnya hari ketiga itu ditemukan di gubuk sama para pelakunya yang kabur,”cerita ibu korban, pada Minggu (10/3/2024).

Pada saat ditemukan itu, NA sudah tergeletak lemas tak berdaya karena disekap selama 3 hari tanpa diberi makan dan hanya mengkonsumsi minuman keras.

“Anak kami itu sudah tergeletak aja, sudah tak berdaya tiga hari tak dikasih makan, hanya minuman keras aja. Dia sudah nggak pakai baju yang dibawa dari rumah lagi, dia cuma pake daster aja. Mungkin kalau hari itu nggak ketemu anak saya ini bisa mati, nangis saya sebagai ibu melihat kondisi putri saya ini,” ungkap Leni.

BACA JUGA :  NGERI! ABG di Way Kanan Dinodai Ayah Kandung dan Abang Tiri

Usai peristiwa itu, kondisi NA diakui sang ibu, mengalami ketidakstabilan. NA dikatakan lebih banyak mengurung diri dalam kamar.

“Nggak stabil, kadang dia mau ngomong tapi kadang tiba-tiba teriak histeris. Lebih banyak di kamar aja, takut katanya. Dia juga pernah bilang pengen bunuh diri aja, dua kali itu, makanya sekarang harus dijagain terus,” jelasnya.

Meski beberapa telah tertangkap, Leni memohon agar polisi bisa segera menangkap otak dari peristiwa tersebut.

“Kata polisi sudah ada beberapa yang tertangkap, tapi belum semua. Kalau bisa ditangkap semua dan diadili seberat-beratnya. Apa yang diperlukan mereka itu sudah terlalu sadis,” ucap Leni.

Leni hanya berharap putrinya bisa segera pulih dan kembali melanjutkan pendidikan untuk masa depannya.

BACA JUGA :  Bupati Bintan Resmi Tersangka Kasus Suap Kuota dan Cukai Rokok

“Sampai saat ini dia nggak mau sekolah, kami orang tua hanya bisa berdoa diberikan kesehatan untuk putri kami supaya bisa kuat dan mau melanjutkan pendidikan untuk masa depannya,” harap Leni.

Dalam kasus ini, polisi telah menangkap 6 dari 10 pelaku. Mereka telah ditahan di Mapolres Lampung Utara.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik menerangkan kronologi peristiwa yang dialami NA berawal ketika pelaku D (DPO) berdalih akan mengantarkan korban ke tempat bermain futsal.

Pada 14 Februari 2024 lalu sekitar pukul 14.00 WIB, korban dijemput oleh D yang katanya akan mengantarkan korban bermain futsal. Namun di jalan, dia malah dibawa ke sebuah gubuk di lokasi peladangan.