wawainews.ID, Lamtim – Emok (57), kesehariannya menjalani profesi sebagai petani di Desa Karang Anyarn Kecamatan Labuhan Maringgai. Siapa sangka dibaliknya bahwa dia ahli dalam merancang dan membuat perahu bagi nelayan.
Mebuat perahu baginya dianggap sebagai sampingan karena orderan tidak selalu datang. Selama ini Emok mengaku hanya menerima orderan perahu nagi nelayan.
Warga di sekitar pesisir pantai Laut Lampung Timur adalah nelayan dan petani. Melalui keahlianya itu Emok pun bisa mempekerjakan sekitar 5 warga untuk membantu pembuatan body kapal tersebut, dengan upah perhari Rp 100.000 (Seratus ribu). Satu perahu biasa dikerjakan dalam waktu satu bulan lebih.
“Untuk satu rangka Kapal bisa menghabiskan waktu sebulan, saya mematok harga Rp25 juta. Itu hanya badan perahunya saja belum yang lainya. Bahan kayu kita yang menyediakan,” jelasnya saat di temui dikediamanya desa Karang Anyar, (27/7/2019).
Di desa Karang Anyar sekitar ada 4 warga atau kelompok, yang bekerja sebagai pembuat body kapal. “Itu alternatif lain mencari tambahan penghasilan,” kata Emok.
Menurut Emok, satu perahu dia bisa mendapat laba bersih Rp5 juta. “Tidak semua orang bisa melakukan ini, nelayan daerah sini biasanya pesan body perahu dari kota Jambi. Dan disana harganya mahal sekitar Rp 70 juta” pungkas Emok.
Karena tak mempunyai modal, pekerjaan itu dia lakukan jika hanya ada nelayan yang pesan saja, dan mau memberikan Dp terlebih dahulu untuk pembelian bahan kayunya. Karena untuk menjaga kualitas, bahan kayu harus dari kayu pilihan yakni jenis kayu Mentru, yang biasanya di pesan dari luar Lampung Timur.(Abu Umar)
