BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) kembali tampil sebagai “Gubernur Serba Ada” setelah memastikan dua urusan kemanusiaan sekaligus berjalan tanpa jeda selesainya pencairan uang kontrakan bagi warga terdampak penertiban di Bojongsoang, dan rencana penjemputan 45 warga Jabar yang terjebak bencana banjir di Takengon, Aceh.
Rabu (10/12/2025), di tengah antrean warga yang sedang mencairkan uang kontrakan, KDM sempat “permisi” secara simbolis kepada masyarakat sebelum terbang ke Aceh. Dengan gaya khasnya, ia bertanya:
“Jadi kalau saya ka Aceh meunang nya (boleh ya)?”
Spontan warga menjawab serempak, “boleh!” sebuah “izin publik” yang, kalau mengikuti gaya politik era kini, mungkin sudah cukup untuk dianggap sebagai mandat moral.
45 Warga Jabar Terisolasi, KDM Turun Tangan Langsung
Dalam keterangannya, KDM menjelaskan bahwa 45 warga Jabar yang terisolasi di Takengon berasal dari berbagai daerah, mulai dari Garut, Subang, Purwakarta hingga Tasikmalaya. Kondisi mereka dinyatakan aman, namun membutuhkan evakuasi segera.
“Mereka terisolasi, dipastikan hari ini mereka dalam keadaan aman,” ujar KDM.
Pemerintah Provinsi Jabar telah mengirimkan logistik dan dana untuk memenuhi kebutuhan makan, minum hingga keperluan darurat mereka selama masa tunggu kepulangan. Relawan dan tim lapangan sudah bersiaga.
“Seluruh perbekalan mereka sudah cukup. Kami sudah kirim dana sampai mereka pulang Kamis besok,” tambahnya.
Dalam penjelasan lebih luas, KDM menegaskan bahwa tugas pemerintah tidak berhenti di batas administratif provinsi. Warga Jabar yang merantau dan terkena musibah di luar daerah pun tetap berada dalam perlindungan Pemprov.
“Ini bagian dari upaya pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengurus warga kami, baik yang berada di Jawa Barat maupun di luar Jawa Barat,” jelas KDM.
Ia menyebut, banyak warga Jabar yang tinggal di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Dengan kata lain, wilayah kerja kemanusiaan Pemprov Jabar untuk sementara seakan ikut melebar ke seluruh Sumatera bagian utara.
Sebelumnya, Pemprov Jabar telah memfasilitasi kepulangan satu warga asal Kota Cirebon melalui penerbangan pada Selasa (8/12/2025). Semua biaya tiket dan kebutuhan lain ditanggung pemerintah.
“Kepada keluarga di kampung halaman agar tenang. Satu warga dari Cirebon sudah kami fasilitasi kepulangannya,” ujar KDM.
Upaya KDM menuntaskan pembayaran uang kontrakan warga Bojongsoang sebelum terbang menjemput warganya di Aceh menunjukkan prioritas yang cukup rapi: bereskan masalah di rumah, baru selamatkan yang jauh.
Langkah cepat ini juga memberi pesan bahwa pemerintah provinsi bukan hanya hadir saat gunting pita, tetapi juga saat warganya terjebak banjir ratusan kilometer dari Bandung.
Pada akhirnya, apa pun gaya penyampaiannya serius, humanis, atau sesekali melontarkan humor bahasa Sunda misi kemanusiaan tetap berjalan.
Dan bagi 45 warga Jabar yang masih menunggu evakuasi di Aceh, kabar bahwa Gubernurnya datang langsung mungkin menjadi pertolongan yang tak hanya logistik, tapi juga psikologis.***












