Scroll untuk baca artikel
Nasional

Gus Yahya Tegaskan Tak Mundur: Menjawab Risalah Syuriah dan Gelombang Rumor Internal PBNU

×

Gus Yahya Tegaskan Tak Mundur: Menjawab Risalah Syuriah dan Gelombang Rumor Internal PBNU

Sebarkan artikel ini
Ngopi Bareng Gus Yahya di arena Muktamar ke-34 NU di Lampung, Selasa (21/12/2021)
Gus Yahya - foto doc

JAKARTA – Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menegaskan dirinya tidak punya rencana, niat, apalagi bayangan samar-samar untuk mundur dari jabatannya. Bahkan, ia memastikan: amanah Muktamar lima tahun akan ia jalankan sepenuh masa, titik.

“Sama sekali tidak pernah tebersit pikiran saya untuk mundur,” tegas Gus Yahya, usai bertemu dengan para Ketua PWNU di Surabaya, Minggu (23/11) dini hari sebuah waktu yang biasanya digunakan umat untuk tidur, bukan mengurus gonjang-ganjing organisasi.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Gus Yahya mengingatkan, dirinya dipilih oleh peserta Muktamar Ke-34 NU 2021 dengan mandat lima tahun penuh, bukan versi cicilan tiga hari seperti rumor yang beredar. “Insya Allah saya sanggup,” ujarnya, seakan memberi kode bahwa stamina politiknya masih jauh dari kata habis.

BACA JUGA :  KPPU Jalin Kerjsama dengan PBNU

Pernyataan Gus Yahya ini sontak dianggap sebagai jawaban atas risalah rapat harian Syuriah PBNU bertanggal 20 November 2025, yang ditandatangani KH Miftahul Akhyar. Inti risalahnya sederhana namun pedas:
Gus Yahya diminta mengundurkan diri dalam waktu maksimal tiga hari — sebuah tenggat yang lebih mirip ultimatum daripada musyawarah kekeluargaan.

Jika tidak, risalah itu menyebut Syuriah akan mengambil langkah pemberhentian. Singkatnya, dari “diminta mundur” bisa naik level menjadi “dimundurkan”.

Isu Peter Berkowitz dan Dana “Rp 900 Miliar”

Risalah itu merinci alasan permintaan mundur. Pertama, kehadiran akademisi AS Peter Berkowitz di AKN NU, yang disebut berafiliasi dengan jaringan zionisme internasional. Gus Yahya sendiri sudah meminta maaf sejak Agustus 2025 soal ini.

BACA JUGA :  Trenggono Lepas Jabatan di Agrinas dan KKIP

Kedua, disebut ada indikasi masalah tata kelola keuangan PBNU yang berpotensi tidak sesuai syariat. Tudingan yang dalam narasi publik cepat berubah menjadi rumor liar, salah satunya menuding Gus Yahya “memakan uang organisasi Rp 900 miliar”.

Gus Yahya menanggapi rumor ini dengan ketenangan yang nyaris zen:

“Macam-macam rumor yang keluar. Ada yang bilang saya makan uang Rp 900 miliar. Saya tidak akan bertindak atas dasar rumor.”

Dengan kata lain: kalau semua rumor ditanggapi, pekerjaan ketua umum bisa berubah menjadi fact-checker full time.

Di tengah dinamika yang makin riuh, Gus Yahya tetap optimistis NU akan baik-baik saja.

BACA JUGA :  Tagar Tolak RUU TNI Trending di X

“NU organisasi tua yang kenyang pengalaman menyelesaikan dinamika internal maupun eksternal.”

A’wan PBNU Kyai Abdul Muhaimin membenarkan risalah permintaan mundur itu. Namun ia lebih gusar pada fakta bahwa dokumen internal itu bocor ke publik, lengkap dengan aroma manuver politik.

“Kok ya orang-orang berkepentingan itu sedang mengonsolidasikan pendukungnya. Mbok ya cara begitu itu dihentikan,” keluhnya, bernada antara kesal dan lelah.

Dalam NU, gegeran itu biasa. Yang penting ujungnya tetap ger-geran alias tertawa bersama.
Walaupun, melihat tensi saat ini, tawa itu mungkin masih antre di belakang beberapa rapat internal lagi.***