Pak Menhan pun terbang ke Solo hari berikutnya (22 April) untuk menjumpai Jokowi. Para peramal politik memaknai misi mendadak Prabowo ke Solo ini sebagai isyarat agar dia diberi posisi cawapres untuk Ganjar.
Baca Juga: Usai Umumkan Ganjar Capres PDIP, Megawati Tugaskan Dua Anaknya untuk Ini
Tidak masalah jika akhirnya cuma wakil presiden. Toh ada juga kata “presiden” di kata “wakil presiden”. Kalau sekiranya nanti Ganjar bernasib sangat baik bisa terpilih menjadi presiden, dan Prabowo wakil presiden, maka kapan-kapan kata “wakil” bisa ditimpa pakai tip-Ex. Paling tidak di foto Wakil Presiden Prabowo Subianto yang dipasang di kamar tidur rumah pribadi Prabowo.
Jadi, sangatlah penting mendekati Jokowi agar bisa menjadi cawapres Ganjar. Walaupun, menurut logika politik pasca penetapan Ganjar sebagai capres PDIP itu seharusnya Prabowo langsung jumpa dengan Bu Mega. Tapi, mungkin saja dalam waktu dekat ini Prabowo akan bertamu ke Bu Ketum.
Baca Juga:Respon Syarat Rekonsiliasi HRS, Prabowo Minta Pemerintah Bebaskan Tokoh Pendukungnya Saat Pilpres
Sekarang kita serius. Haruskah Pak Prabowo menjadi menteri Ganjar atau paling tinggi wakil presiden? Pertama, pilihan Pak Prabowo tentu dia sendiri yang memutuskan.
Tidak perlu pikirkan siapa pun. Mau posisi apa saja, itu merupakan hak pribadi peserta setia pilpres ini.
Kedua, kalau Pak Prabowo berkenan mempertimbangkan semangat para pendukungnya yang yakin sekali Prabowo akan menjadi presiden, maka beliau harus tetap maju sebagai capres Koalisi Indonesia Raya (KIR).
Baca juga:Survei Indobarometer, Prabowo Kandidat Terkuat Capres 2024
Jangan mundur. Pak Prabowo harus berusaha mencari satu lagi pendukung selain PKB. Mantap kalau Golkar bisa dirayu masuk KIR.
Sehingga, nantinya rakyat akan melihat Pak Prabowo adalah seorang figur yang tangguh. Bukan model kepribadian yang menghamba.
Beliau ini punya “competitive advantage” (keunggulan daya asing) kalau maju menjadi capres. Dia tahu banyak seluk-beluk penyelenggaraan negara.
Pasti banyak mengetahui borok-borok dan kebobrokan pelaksanaan pemerintahan selama empat tahun belakangan.
Baca Juga: Jokowi-Prabowo Makan Sate di Senayan
Ini semua bisa menjadi modal untuk mengulangi gebrak meja legendaris semasa kampanye pilpres 2019.
Tentu saja terserah Pak Prabowo. Kita hanya menyarankan. Bagi kita, lebih terhormat beliau kalah lagi di pilpres 2024 ketimbang dilecehkan dengan jabatan wakil presiden, dan apalagi hanya sebagai menteri pengembangan singkong di bawah Presiden Ganjar.









