Scroll untuk baca artikel
Lampung

KH. Ahmad Hanafiah Ulama Berpengaruh Asal Lampung Timur Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

×

KH. Ahmad Hanafiah Ulama Berpengaruh Asal Lampung Timur Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Sebarkan artikel ini
KH. Ahmad Hanafiah

Sementara itu, Kadis Sosial Lampung Aswarodi menyampaikan bahwa ingin supaya Provinsi Lampung menambah pahlawan nasional, yang saat ini hanya ada satu nama yaitu Raden Intan II.

Maksud dan tujuannya memastikan bahwa usulan itu lengkap memenuhi syarat umum, syarat khusus, dan syarat administratif, dan dapat menjadi prioritas penetapan di tahun 2023.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

BACA JUGA: Buku Yusuf Blegur ‘Jokowi Pahlawan atau Penghianat’ Diapresiasi

“Sudah kita usulkan dan sudah diterima, tinggal dibahas lagi itu sudah diakomodir oleh Setmilpres, untuk dibahas lagi. kita mengusulkan kalau bisa di tahun 2023 ini dua-duanya bisa ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional mudah-mudahan, kita tetap berharap dua-duanya,” tutup kadis Sosial Aswarodi.

BACA JUGA :  Miris, Camat Waway Karya Tidak Tahu Soal Aktivitas Tambang Pasir Ilegal di Desa Jembrana

Mengenal Sosok K.H. Ahmad Hanafiah (1905-1947)

KH Ahmad Hanafiah merupakan putera asli Sukadana seorang pejuang kemerdekaan sekaligus seorang ulama berpengaruh dari Lampung Timur putera KH Muhammad Nur pimpinan ponpes Istishodiyah di Sukadana yang menjadi ponpes pertama di Lampung.

BACA JUGA: Buku Pemimpin Perang di Lamtim, Dibedah pada Momen Hari Pahlawan

Semasa hidupnya beliau telah mempertahankan NKRI dari cengkraman penjajah Belanda di tanah Lampung.

Melansir dari berbagai sumber KH. Ahmad Hanafiah diketahui pernah mengenyam ilmu pemerintahan di Sukadana, Ponpes di Kelantan Malaysia, Mekah dan Madinah beliau sudah khatam Al Quran sejak usia 5 tahun dan menjadi guru agama Islam pada tahun 1925-1930.

BACA JUGA :  Gubernur Serahkan 30 unit Ambulance untuk Desa Terpencil di Lampung

BACA JUGA: Daerah Didorong Usulkan Sosok Pahlawan Nasional

Kemudian melanjutkan studi ke Mekkah sebelumnya singgah terlebih dulu di India mendalami ilmu tarikat dan sampai di tanah suci 1930 selama disana beliau menjadi ketua Himpunan Pelajar Lampung di kota Mekkah serta mengajar ilmu pengetahuan agama Islam di Masjidil Harram 1934-1936.

Kembali ke Indonesia aktif sebagai Muballigh dan ketua Sarikat Dagang Islam(SDI) di Kawedanaan Sukadana 1937-1942, konsep SDI diterapkan bersama umat Islam di Sukadana dengan mengelola usaha akar rumput ;usaha permebeulan, home industry sabun serta rokok kretek dan juga mengelola lembaga pendidikan.

BACA JUGA: Kang Emil Ziarah ke Makam Syekh Syaikhona Kholil Bangkalan

BACA JUGA :  Satu kasus gagal ginjal akut pada anak ditemukan di Lampung

KH Ahmad Hanafiah juga membuat teknologi pertanian. Dalam bidang intelektual karua abadi beliau ialah kitab Al Hujjah dan kitab tafsir Ad-dohri.

Pada tahun 1947 terjadi agresi militer Belanda di Sumbagsel dan mendapat perlawanan hebat dari gabungan Rakyat TNI laskar Hizbullah dan Sabillilah dalam sebuah pertempuran hebat di Hutan belukar Kemarung di Baturaja arah Martapura Sumsel dikarenakan rencana serangan telah dibocorkan oleh mata-mata banyak laskar Hizbullah yang gugur sementara beliau ditangkap hidup-hidup kemudian dimasukkan kedalam karung dan ditenggelamkan di sungai Ogan hingga sampai saat ini makam beliau tidak diketahui. (*)