Zona Bekasi

Kinerja KPA Kota Bekasi Tak Optimal, Ketua BEM MIKAR: “Mati Segan Hidup Tak Mau”

×

Kinerja KPA Kota Bekasi Tak Optimal, Ketua BEM MIKAR: “Mati Segan Hidup Tak Mau”

Sebarkan artikel ini
Muhamad Fikry Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syari'ah Mitra Kaya (STIES MIKAR) Kota Bekasi
Muhamad Fikry Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syari'ah Mitra Kaya (STIES MIKAR) Kota Bekasi

BEKASI – Kinerja Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Bekasi disebut tak berjalan optimal dalam menjalankan fungsi dan tugasnya di wilayah setempat.

Pasalanya, angka kasus HIV/AIDS terus meningkat di Kota Bekasi membuat kinerja KPA Kota Bekasi dipertanyakan. Hal tersebut diistilahkan mati segan hidup tak mau’

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“KPA Kota Bekasi kinerjanya terlihat stagnan,”ungkap Muhamad Fikry Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syari’ah Mitra Karya (STIES MIKAR) Kota Bekasi, Pada Rabu 18 September 2024.

Dikatakan minimnya program sosialisasi dan penanganan yang efektif telah membuat angka kasus HIV/AIDS terus meningkat. Hal itu bisa diistilah mati segan hidup tak mau.

BACA JUGA :  Tiga Camat di Kota Bekasi Hadiri Panggilan Bawaslu Terkait Foto Pamer Jersey Nomor Punggung 2

Dia mengajak pemerintah, terutama Dinas Kesehatan dan KPA Kota Bekasi, untuk segera mengambil langkah konkret.

“Kami menghimbau agar ada transparansi dalam pelaksanaan program-program penanggulangan AIDS serta meningkatkan koordinasi antara semua pihak terkait,”ujarnya dilansir Wawai News dari Inijabar.

Fikry juga menambahkan, dalam menyusun program yang lebih inklusif dan berkelanjutan harus menjadi prioritas utama.

“Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat harus menjadi prioritas agar stigma negatif terhadap pengidap HIV/AIDS,”tandasnya.

Sekedar diketahui pada tahun 2023, memang kasus HIV/AIDS di Kota Bekasi tercatat menurun dibanding tahun 2022. Pada tahun 2023 ada sebanyak 753 kasus HIV Aids dan di tahun 2022 yang mencapai 922 kasus.

Namun angka tersebut tetap menakadi yang tertinggi di Kabupaten/Kota se Jawa Barat. Kota Bekasi dan Kota Bandung tercatat penyumbang terbanyak.

BACA JUGA :  Komitmen Kabupaten Bekasi Mempertahankan Aset Daerah Dipertanyakan?

Kota Bekasi dan Kota Bandung paling tinggi kasusnya. Kemudian ada Kabupaten Bekasi, disusul Kabupaten Bogor dan Indramayu juga tinggi.***