WAWAINEWS.ID – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bekasi bersama Dinas Kesehatan (Dinkes), Kesos, komunitas AIDS, Media menggelar rapat koordinasi komponen Pentahelix. Rakor tersebut mengambil tema bergerak bersama Komunitas akhiri Aids 2030.
Rakor dibuka langsung oleh Agus Harpa Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial (Kesos) Kota Bekasi yang digelar di Griya Wulan Sari, pada Jumat 22 Desember 2023.
Namun sayangnya Kabag Kesos langsung meninggalkan lokasi usai membuka mewakili Pj Wali Kota Bekasi Gani Muhamad.
Dalam pembacaan sambut Pj Wali Kota Bekasi Gani Muhamad menyampaikan bahwa mengatakan bahwa untuk penanggulangan pasien yang terjangkit virus HIV/AIDS perlunya upaya strategi promosi kesehatan.
Menurutnya kolaborasi multipihak atau pentahelix sebagai kebutuhan penting dalam upaya penanggulangan penularan HIV/AIDS dan penyakit infeksi menular seksual (PIMS).
BACA JUGA : Peringati Hari Ibu, PDIP Bekasi Gelar Seminar Pencegahan HIV/AIDS
“Contohnya seperti pencegahan, penemuan kasus, dan penanganan kasus, termasuk didukung oleh transformasi layanan kesehatan, layanan primer, pencapaian cakupan, dan melibatkan masyarakat komunitas melalui metode Pentahelix,” ucap Agus Harpa
Narasumber dari Sub Koordinator P2P Dinkes Kota Bekasi dr. Siti Nurliah dalam pemaparannya mengatakan kasus HIV/AIDS di Kota Bekasi menjadi tertinggi di wilayah Jawa Barat pada tahun 2023 ini.
“Tahun ini, ada angka kenaikan mencapai 618 orang terdeteksi ODHA. Data itu hasil testing 2023, dan ini tertinggi di Jabar,”paparnya.
BACA JUGA : Gawat, Angka Perceraian di Bekasi di Dominasi Judi Online dan Perilaku Seks Menyimpang
HIV merupakan virus Imonodivesiensi yang menyerang dan menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia.
“Sehingga jika tidak segera di obati secara medis akan terjadi infeksi yang disebut AIDS yang merupakan sindrom kumpulan gejala dan tanda infeksi oportunistik karena kekebalan tubuh tidak dapat melawan infeksi yang masuk,” ucap dr. Siti Nurliah.
