Scroll untuk baca artikel
Wisata

Konservasi Air di Desa Wisata Munduk Bali, Perlu Penanganan Serius

×

Konservasi Air di Desa Wisata Munduk Bali, Perlu Penanganan Serius

Sebarkan artikel ini
Konservasi Air di Desa Wisata Munduk Bali, Perlu Penanganan Serius
Konservasi Air di Desa Wisata Munduk Bali, Perlu Penanganan Serius

BALI – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak berbagai pihak yang terkait dalam wadah Focus Group Discussion (FGD) untuk mencari solusi penanganan konservasi air di Desa Wisata Munduk, Kabupaten Buleleng, Bali.

Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani, mengatakan perlu ada sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk menjaga ketersediaan air sebagai salah satu sumber daya alam yang berperan vital dalam kehidupan sehari-hari.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Kita harus menyinergikan langkah-langkah yang sudah diambil oleh berbagai pihak terkait untuk menjaga ketersediaan air di destinasi wisata. Selain itu, kita juga perlu mengimplementasikan kearifan lokal dalam menjaga kelestarian air dan lingkungan,” kata Giri, Minggu.

BACA JUGA :  Truk Kuliner Legendaris Akau Potong Lembu di Tanjung Pinang Hadirkan Nuansa Baru

Giri mengungkapkan, pembangunan kepariwisataan harus dikomunikasikan dengan komprehensif, tidak hanya membahas manfaat ekonomis. Namun juga berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan, termasuk kelestarian lingkungan.

“Jadi dengan pembangunan kepariwisataan ini kita juga mesti melestarikan baik itu alamnya, budayanya, kehidupan bermasyarakatnya, dan nilai-nilai yang kita anut,” katanya.

Terkait hal itu, Ni Wayan Giri menuturkan, pihaknya akan merampungkan nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyusun acuan bagi pemerintah daerah di Indonesia dalam hal pelestarian sumber daya air dan lingkungan hidup.

“Kemudian rencana aksi yang benar-benar perlu kita lakukan di destinasi dan provinsi bahkan desa nanti akan kita komunikasikan lebih detail lagi,” ungkap Ni Wayan Giri.

BACA JUGA :  Menparekrap Dorong Potensi Ekonomi Kreatif di Pulau Untung Jawa

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, Agustini Rahayu, menambahkan setiap pihak harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu keberlanjutan lingkungan sebelum menjadi krisis, terutama di Bali.

Termasuk yang harus berperan aktif dalam hal ini adalah wisatawan yang datang berkunjung.

“Harus ada tanggung jawab sosial dari wisatawan yang berkunjung ke Bali, hal ini berkaitan erat dengan responsible tourism yang cocok dengan program dan tengah dibidik oleh Kemenparekraf yaitu Quality Tourist. Jadi wisatawan juga ikut berperan dalam pemulihan lingkungan,” ungkap perempuan yang akrab disapa Ayu ini.

Dalam kesempatan tersebut, Sesmenparekraf Ni Wayan Giri juga menyempatkan diri berkunjung ke Danau Tamblingan yang merupakan salah satu daya tarik wisata favorit di Kabupaten Buleleng.