LABUAN BAJO – Sebuah aksi toleransi lintas iman mewarnai perayaan Idul Adha 1446 Hijriah di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kelompok Basis Gereja (KBG) St. Bernadette Wilayah 1 Lancang, bekerja sama dengan Tim Cegah Satgaswil NTT Densus 88 Antiteror Polri, menyerahkan seekor kambing kurban kepada umat Muslim di Masjid Jami Nurul Iman, Kampung Seranaru, Kamis (5/6/2025).
Penyerahan dilakukan seusai salat zuhur dalam suasana penuh kehangatan dan keakraban. Turut hadir para tokoh agama, perwakilan jamaah, aparat keamanan, serta warga sekitar yang antusias menyaksikan momen langka tersebut.
“Kami bukan datang cuma bawa kambing, tapi membawa niat baik untuk saling mendukung sebagai saudara sebangsa. Ini bentuk kasih dan kepedulian lintas iman,” ujar Ketua KBG St. Bernadette Wilayah 1 Lancang, Siprianus Kapong, dalam sambutannya.
Siprianus menegaskan bahwa aksi tersebut lahir dari keinginan tulus komunitas Katolik untuk membangun kedamaian dan mempererat hubungan antarumat beragama, khususnya antara umat Katolik dan Muslim yang hidup berdampingan di Labuan Bajo.
Pihak Masjid Jami Nurul Iman menyambut baik inisiatif tersebut. Imam Masjid, Arsat M. Ince, menyebut bahwa kurban dari komunitas Katolik ini bukan hanya soal hewan, tetapi simbol ukhuwah insaniyah persaudaraan antar manusia yang harus terus dijaga.
“Terima kasih atas perhatian dari teman-teman gereja dan Densus 88. Ini soal nilai kasih dan kebersamaan. Kita semua di Labuan Bajo hidup berdampingan, jadi saling bantu adalah hal yang sudah seharusnya,” ungkap Arsat.
Labuan Bajo yang dikenal sebagai destinasi wisata internasional juga menjadi contoh kehidupan multikultural. Di tengah masyarakat yang beragam suku dan agama, keharmonisan lintas iman telah tumbuh melalui berbagai bentuk kolaborasi.
Bukan kali ini saja KBG St. Bernadette menjalin kebersamaan dengan umat Islam di Seranaru. Sebelumnya, remaja masjid setempat pernah membantu umat Katolik membagikan daun palma menjelang Paskah. Kini, giliran gereja yang datang memberi dukungan di Hari Raya Idul Adha.
“Waktu Paskah, kami dibantu remaja masjid. Sekarang giliran kami yang memberi dukungan. Beginilah seharusnya hidup berdampingan saling bantu di hari besar masing-masing,” ujar Siprianus.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program pendekatan sosial Tim Cegah Satgaswil NTT Densus 88 Antiteror Polri. Dalam keterangannya, IPTU Silvester Guntur menyatakan, bahwa ketahanan sosial merupakan benteng pertama melawan masuknya paham ekstrem dan intoleran.
“Kalau masyarakatnya rukun dan saling percaya, paham ekstrem akan sulit masuk. Inisiatif seperti ini penting untuk memperkuat harmoni sosial kita,” tegas Silvester.
Menurutnya, selain penegakan hukum, Densus 88 juga berperan dalam membangun ruang dialog dan kerja sama lintas komunitas melalui kegiatan edukatif dan sosial.
Di tengah meningkatnya tensi global akibat konflik agama dan identitas, peristiwa di Seranaru menjadi pengingat bahwa toleransi bisa tumbuh dari tindakan sederhana, sepotong daun palma, atau seekor kambing kurban.
“Kita boleh beda agama, tapi kita semua tetap satu saudara,” pungkas Siprianus Kapong. ***