CIREBON – Fajar baru di Desa Tonjong, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon, Jumat (6/6/2025), tak hanya disambut gema takbir, tetapi juga kehadiran sosok yang tak disangka-sangka oleh warga, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Dikenal dengan sapaan akrabnya, KDM, ia datang tanpa iring-iringan mewah, langsung membaur dengan ratusan jemaah di Masjid Nurul Huda.Tiba sekitar pukul 06.20 WIB, kehadiran KDM sontak mengundang kehangatan.
Bersama Bupati Cirebon Imron dan Sekretaris Daerah Jabar Herman Suryatman, KDM melaksanakan salat Idul Adha dengan khusyuk, seolah ingin menyampaikan bahwa seorang pemimpin pun adalah bagian dari rakyatnya.
Dalam khutbah dan sambutannya yang penuh makna, KDM menggugah hati para jemaah. Ia mengingatkan bahwa Idul Adha bukan sekadar ritual penyembelihan hewan, melainkan peristiwa spiritual yang mencerminkan totalitas pengorbanan dan ketundukan seorang hamba kepada Sang Khalik.“Idul Adha adalah puncak perjalanan spiritual manusia,” ujar KDM.
“Nabi Ibrahim AS mengajarkan kita tentang keikhlasan luar biasa, rela mengorbankan putranya sendiri karena perintah Allah. Dan Nabi Ismail AS, dengan penuh ketaatan, bersedia menerima takdir tersebut.
Dua teladan agung ini mengajarkan nilai ketaatan, pengorbanan, dan ketundukan yang hakiki.Namun, dalam konteks zaman kini, KDM menyoroti realita yang berbalik arah.
Banyak orang tua, menurutnya, justru menuruti hawa nafsu anak-anaknya, jauh dari spirit pendidikan yang diajarkan Nabi Ibrahim.
“Anak ingin keluar malam diizinkan. Minta motor, padahal belum waktunya, langsung dibelikan. Ini bukan mencerminkan nilai pengorbanan, tapi bentuk tunduk pada nafsu dunia,” kritik KDM tajam namun penuh kasih.
Ia mengajak para orang tua untuk kembali pada nilai-nilai pengorbanan yang sejati memberikan pendidikan, bukan hanya fasilitas.
“Mari kita jadikan Idul Adha ini momentum untuk memperkuat ketakwaan dan mendidik anak dengan keteladanan, bukan dengan pemanjaan.”ujarnya.
Tak hanya berbicara soal ketakwaan individu, KDM juga menyentil pentingnya “kurban” dalam skala yang lebih besar, yakni pemangkasan anggaran pejabat demi kepentingan rakyat.
“Memotong anggaran pejabat demi jalan desa, rumah rakyat miskin, dan jaminan kesehatan jauh lebih utama dari sekadar memotong sapi,” katanya dengan semangat.
Janji untuk Tonjong: Jalan Diperbaiki, Anggaran Rp20 Miliar Disiapkan Di hadapan warga, KDM juga membawa kabar baik, jalan penghubung Desa Tonjong ke perbatasan Provinsi Jawa Tengah akan diperbaiki tahun ini.
Tak tanggung-tanggung, anggaran sebesar Rp20 miliar telah dialokasikan dari realokasi dana Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Kita sudah hitung anggarannya, dan pembangunan akan kita selesaikan tahun ini juga,” tegasnya, disambut antusias warga.Usai salat,
KDM menyempatkan diri menyapa warga, menyalami satu per satu, mendengar keluhan mereka, dan mencatat aspirasi yang muncul dari obrolan santai di pelataran masjid.
“Pagi ini saya bahagia bisa bertemu langsung dengan warga Tonjong. Suasana seperti ini selalu mengingatkan saya untuk terus bekerja dari hati,” ujarnya hangat.***