Keberadaan MMD untuk mendongkrak suara menjadi tidak optimal. Tiba-tiba dikabarkan ada kesepakatan dengan capres untuk mundur dari kabinet. Demi integritas.
MMD dengan PDIP sebenarnya memiliki kontradiksi dalam pemberantasan KKN. MMD ingin percepatan UU penyitaan asset koruptor. Sebagai salah satu senjata pemberantasan KKN. Sedangkan PDIP merupakan parpol besar yang menolak.
Sebagaimana terungkap melalui Bambang Pacul, DPD PDIP Jateng dalam sebuah RDP di DPR. “Korea-korea” hanya taat pada pimpinan puncak partai. Pimpinan tidak mengijinkan UU penyitaan aset itu diberlakukan.
Capres PDIP, Ganjar-Mahfud belum bisa dipastikan masuk putaran ke dua. Andai skenario terburuk itu terjadi, MMD masih memiliki waktu beberapa bulan mengabdi sebagai Menkopolhukam. Menjalankan tugasnya, teramasuk memberantas KKN.
Reputasi pribadinya puluhan tahun itu, masih memungkinan MMD masuk dalam kabinet mendatang. Walau ia kalah dalam kontestasi pilpres.
Kembali lagi kepada pertanyaan, kenapa MMD mundur dari kabinet?. Melalui kesepakatan dengan Capres Ganjar?.
Bisa jadi MMD sengaja dimundurkan PDIP dari kabinet oleh kamuflase alasan integritas. Melalui tangan Ganjar.
Karena MMD merupakan ancaman bagi PDIP itu sendiri. Memberi ruang MMD mewujudkan idealismenya memberantas KKN merupakan mimpi buruk bagi PDIP.
Maka MMD dipaksa sebagai petugas partai. Harus tunduk pada skenario PDIP atas nama integritas. Sejatinya mematikan kesempatannya untuk memberantas KKN?
Apa ada kemungkinan begitu?. Tentunya bisa iya bisa tidak. Kita hanya bisa menduga-duga. Di tengah keanehan-keanehan keputusan politik capres-cawapres.
ARS (rohmanfth@gmail.com), Jaksel, 03-02-2024
Baca Juga Info Wawai News di Google News