Lamsel – Ratusan nelayan korban tsunami akhir tahun 2018 lalu di wilayah Kecamatan Kalianda-Rajabasa, Lampung Selatan masih membutuhkan bantuan dan pembinaan agar bisa kembali pulih.
Butuh waktu lama bagi nelayan untuk kembali pulih setelah semua peralatannya hancur diterjang bencana tsunami. Sementara bantuan pemerintah dinilai belum mencukupi.
“Peralatan melaut nelayan wilayah kecamatan Kalianda-Rajabasa banyak hancur diterpa gelombang tsunami pada Desember lalu. Mereka sangat membutuhkan pembinaan terutama bantuan kapal berikut alat tangkapnya.” kata Zainudin Muhsin, Kepala UPT Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (31/10/2019).
Menurutnya, nelayan banyak mengadukan terkiat kurangnya alat tangkap, yang ada pun tidak memadai untuk digunakan. Hal lain terkait kapal diklaim kurang besar Sehingga hasil tangkap ikannya kurang maksimal.
Dikatakan UPT PPI Kalianda saat ini terus membina nelayan. Pertama dengan memganjurkan nelayan untuk membuat kartu nelayan serta membuat asuransi nelayan. Hal tersebut bertujuan jika ada nelayan yang kecelakaan bisa mendapat bantuan jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Kartu nelayan fungsinya sangat penting menjadi salah satu persyaratan dalam mendapatkan bantuan. Dan ikut asuransi juga pertahun Rp175 ribu.” ucap zainudin
Kesempatan itu dia juga menyampai tengah melakukan pendataan terhadap nelayan yang akan menggunakan bahan bakar jenis gas. Hal tersebut sesuai perintah dari kepala bidang Tangkap Dinas kelautan dan perikanan Lamsel.
“Saat ini Direktorat Jendral Minyak Bumi dan Gas bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Lamsel, melakukan pendataan sehubungan dengan program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk Nelayan Sasaran. nantinya nelayan sasaran ini akan diberi bantuan berupa mesin kapal, konterver kit dan tabung LPG.”ungkap Zainudin (Endri)