LAMPUNG TIMUR – Baru-baru ini video ‘nyanyian’ viral datang dari seorang mengaku bernama Badrul Mu’is dengan mengungkapkan fee proyek 20 persen pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lampung Timur, membuat heboh.
Pengakuan fee proyek 20 persen melalui video khusus itu dibuat oleh Badrul Mu’is, warga Negara Nabung, Sukadana, Kabupaten Lampung Timur.
Melalui video yang saat ini tersebar di media sosial dengan berlatarbelakang kantor Dinas PUPR dibuat pada 2 Februari 2024. Hal itu, sepertinya kian memperjelas kebobrokan yang terjadi di Bumei Tuah Bepadan?
Badrul Mu’is melalui video yang telah menyebar itu, mengungkapkan jika dirinya selama ini ditugaskan oleh para pejabat di PUPR Lampung Timur untuk menagih dan menerima setoran dari rekanan pemenang tender yang telah mendapatkan proyek.
Namun sayangnya dalam video itu, dia tidak mengungkapkan nama oknum yang memberinya tugas untuk mengumpulkan fee proyek 20 persen dari rekanan tersebut.
“Jika rekanan ingin mendapatkan tender maka harus setor fee 20 persen. Saya yang ditugaskan menagih,”ujarnya menunjukkan bukti yang ditentengnya dalam bungkus plastik transparan berupa catatat lengkap nama rekanan yang telah menyetor dan data dalam bentuk CD pekerjaan.
Dikonfirmasi awak media, apa alasannya membongkar soal fee proyek yang melibatkan dirinya sendiri, secara lantang dia mengaku bahwa dia merupakan kaki tangan pejabat Dinas PUPR dalam pembagian proyek tahun 2023 lalu.
“Ada 20 rekanan yang memberi setoran melalui saya dengan nilai sekitaran Rp1,3 miliar. Angka itu adalah nilai dari fee pekerjaan dari rekanan yang telah mendapatkan pekerjaan,”paparnya kepada awak media dikonfirmasi setelah video viral kemarin.
Dia pun mengakui selain memiliki catatat data lengkap, semuanya di dokumentasikan dalam flashdik. Pekerjaanya itu melalui mekanisme penunjukan langsung alias PL, atau lelang.
“Saya sengaja bongkar karena kecewa kepada oknum pejabat pada Dinas PUPR Lampung Timur yang memerintahkan untuk menarik uang setoran kepada rekanan,”tegasnya.
Sehingga langkah kekecewaan itu dia berinisiatif membongkar secara terbuka biar semua mengetahui sistem permainan proyek di Lampung Timur. Oknum pejabat itu tidak menghargai jerih payah yang telah menagih dan mengambil setoran fee proyek kepada rekanan.
“Sekarang saya, sedang mempersiapkan laporan resmi berikut data yang ada untuk melaporkan langsung ke KPK di Jakarta,”pungkas Mu’is.