Scroll untuk baca artikel
BudayaLampung

Patung Semar, Icons Tiyuh Totomulyo Tuai Kecaman Warganet

×

Patung Semar, Icons Tiyuh Totomulyo Tuai Kecaman Warganet

Sebarkan artikel ini
Foto patung Semar memegang payung warna hitam, di desa Toto Mulyo kecamatan, Gunung Terang Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) mendapat kecamatan Warganet.

LAMPUNG – Warganet dibuat heran atas keberadaan Patung Semar memegang payung warna hitam, di desa Toto Mulyo kecamatan, Gunung Terang Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba). Konon patung tersebut dibangun sebagai icons Tiyuh (desa) setempat.

Foto patung semar memegang payung itu, diunggah pertama kali oleh akun Facebook bernama Rizky Wahyu, dan menjadi viral. Sejak diunggah Selasa (5/5/2020) Hingga kini sudah memiliki 377 komentar, 715 like dan 111 kali di bagikan.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Hal tersebut karena patung Semar itu sendiri identik dengan budaya Jawa, sementara di Lampung tidak mengenal apa makna dari filosofi Semar itu sendiri.

Unggahan Rizky sontak mengundang komentar yang didominasi warga pribumi Lampung. Mereka berkomentar dengan bahasa Lampung meminta patung semar dirobohkan. Warganet menilai patung itu menciderai khas sang bumi ruwa Jurai.

Rizky Wahyu, dalam unggahan foto patung semar tersebut memberi caption dalam bahasa Lampung Wat patung semar di Lampung tanou Ghei’ artinya kurang lebih ada patung semar di Lampung sekarang. Bahkan lokasinya dijelaskan berada di Jalan Simpang Mail arah mau ke S4C Tulang Bawang Barat.

Sontak langsung mendapat respon, berbagai ucapan seperti ada yang membandingkan dengan daerah lain, ada yang hanya istighfar, bahkan tak sedikit menghujat. Tapi semua komentar dalam bahasa daerah Lampung sendiri.

Patung semar itu dianggap tidak memiliki hubungan sama sekali dengan budaya Lampung, dengan menyebut lebih baik patung gajah masih ada kaitan dengan Lampung.

Diketahui pembangunan patung  Semar  sudah dijelaskan Kepala desa Toto Mulya, Suyadi dilansir dari Trienews bahwa pembangunan patung tersebut berikut sumber anggarannya menggunakan dana desa. Tapi dalam artikel yang ditayangkan tersebut tidak disebutkan jumlah anggarannya.

Namun kepala Tiyuh setempat menjelaskan bahwa patung semar memegang payung itu, akan menjadi icons desa setempat. (Red)