TANGGAMUS – Pembangunan irigasi yang dikerjakan Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) di Pekon Wonosobo Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus, Lampung terkesan tertutup tanpa papan proyek sejak awal hingga selesai pelaksanaannya.
Mirisnya lagi pada saat pengerjaan diduga tidak sesuai aturan pasalnya terlihat saat pemasangan dasar dinding irigasi dibariskan satu batu dengan cara berjejer kemudian di urug menggunakan tanah.
Sehingga wajar jika dinilai pekerjaan irigasi P3A di Pekon Wonosobo, yang nilainya tak diketahui berapa tersebut, disinyalir tidak sesuai dengan bestek. Harusnya ketebalan 25 CM – 30 CM, disiasati dengan ketebalan hanya 10 CM- 15 CM, jadi kekuatan pondasi irigasi tersebut tidak berkualitas.

“Saya yakin hanya dalam hitungan minggu pondasi irigasi tersebut akan retak” ungkap Mukhtar Ketua Lembaga Prmantau Percepatan Pembangunan Indonesia (LP-PPI) Kabupaten Tanggamus. Sabtu (5/20/29).
Mukhtar menilai dalam pengerjaan irigasi tersebut tidak transparan.
“Pengerjaan proyek P3A tersebut tidak transparan karena tidak adanya pemasangan papan informasi yang seharusnya di pasang mulai dari titik 0 pengerjaan” Ungkapnya.
Sementara sebelumnya, para pekerja mengaku bukan dari penduduk Pekon Wonosobo melainkan dari Pekon Lain.
“Kami hanya pekerja dari Pekon Soponyono,kami kerjanya borongan” Ujar pekerja bangunan yang enggan menyebut namanya dan memilih diam saat ditanya lebih lanjut. Jum’at (27/09/19).
Saat di konfirmasi,sebelumnya ketua P3A Pekon Wonosobo, Sapon menyampaikan bahwa pekerjaan tersebut bersumber dari Balai Besar Provinsi dengan jenis bangunan irigasi sepanjang 395 Meter, sedangkan untuk pagu anggaran, Sapon enggan untuk menyampaikan.
“Itu bangunan irigasi langsung dari balai besar Provinsi, saya sebagai ketua P3A nya, untuk panjang irigasi 395 m tapi saya cukupkan menjadi 400 m” Pungkas Sapon.
Kemudian pengurus P3A yang lain, Tito menyampaikan bahwa pembangunan irigasi tersebut diklaim beda dengan pembangunan Dana Desa (DD) sehingga dibenarkan meskipun tak menggunakan papan informasi.
“Pembangunan ini beda bang dari pembangunan Dana Desa, jadi tidak apa-apa walau tidak ada papan informasi, pihak pendamping pun mengatakan demikian, jadi kalau ada rekan media dan LSM datang silaturrahmi baik-baik ya gak apa-apa, karena pembangunan inikan dari balai besar Provinsi, dan saya sudah konsultasi pada konsultan dan mereka mengatakan gak apa-apa walau tidak di pasang papan informasinya” ujarnya.
Tito menegaskan bahwa pihaknya mengikuti apa yang disarankan dari pihak Balai Besar Provinsi.”Kami hanya petani bang, jadi kami ikut aja apa yang di sarankan dari pihak pendamping balai besar, nama pendampingnya si Riski” Pungkasnya.
Hingga berita ini ditayangkan,pihak pendamping P3A belum berhasil dikonfirmasi. (SUMANTRI)