Scroll untuk baca artikel
Kabar DesaKesehatanLampung

Program Sanitasi di Pekon Kaur Gading Diduga Jadi Bahan Kutilan

×

Program Sanitasi di Pekon Kaur Gading Diduga Jadi Bahan Kutilan

Sebarkan artikel ini
Salah satu unit WC dari Program sanitasi perdesaan padart karya Kementerian PUPR tahun 2021 yang dibangun di atas kavlingan kosong di Pekon Kaur Gading, (foto_mat), Minggu (14/8/2022)

WAWAINEWS – Program sanitasi (WC) perdesaan dari Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jendral Cipta Karya tahun 2021 di Wilayah Kabupaten Tanggamus, Lampung terindikasi jadi bahan kutilan.

Kementerian PUPR Dirjen cipta karya di tahun 2021 mengalokasikan dana sebesar Rp500 juta per Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk program sanitasi perdesaan, salah satunya di Pekon Kaur Gading, Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus, Lampung.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Dari dana yang dialokasikan sebesar Rp500 juta per KSM tersebut, di Pekon Kaur Gading hanya terbangun sebanyak 42 unit WC dengan pagu anggaran sebesar Rp7 juta per unit pada program sanitasi perdesaan padat karya tahun 2021 lalu.

BACA JUGA :  Pekerjaan Selesai, Upah Tukang Proyek Sanitasi di Kampung Sukajaya Lamteng Masih Tertahan

Menurut salah satu warga pekon setempat, pelaksanaan pembangunan dan penataan sanitasi masyarakat skala individual di pekonnya tahun lalu dinilai tidak sesuai juknis sehingga terindikasi jadi bahan kutilan oleh oknum tertentu.

“Saya yang gak punya WC, gak dapat bantuan itu, malah panitianya membangun WC di kaplingan kosong, padahal masih banyak warga yang tidak memiliki WC, saya hitung di dusun induk ini ada 22 unit WC saja” kata salah satu warga Pekon Kaur Gading yang enggan disebut namanya.

Diungkapkannya, Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) tidak menerapkan padat karya pada pelaksanaan pembangunan, sebab realisasi upah tukang dengan sistem borongan, bukan harian.

“Pengerjaannya borongan, dan yang ngeborong pekerjaan itu, orang-orang tertentu, orang-orang yang dekat dengan aparat pekon saja yang kerja” ungkapnya lesu.

BACA JUGA :  Sosialisasi KHA di Tanggamus Diminta Kegiatan Nyata

Sementara salah satu anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Roni membenarkan bahwa sistem pengerjaan diborongkan oleh pihak KSM dan memakai material sesuai perintah Ketua KSM.

“Jumlah WC yang dibangun disini 8 unit, sedangkan di dusun pengenan hanya 7 unit, tukangnya orang bawah dengan borongan 1 juta per unit, dan masang atap 100 ribu per unit” kata Roni, Sabtu (13/8/22).