WAWAINEWS.ID – Ramadan memberikan dampak positif bagi kesehatan tubuh. Bagi kalian yang menjalankan ibadah puasa ada empat fase yang akan terjadi dan dirasakan tubuh selama berpuasa.
Hal itu berdasarkan hasil penelitian ahli gizi dan nutrisi. Sehingga selain sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan, puasa juga bisa menjadi sarana untuk mengatur pola makan dan meningkatkan kualitas kesehatan.
- Penelitian Menunjukkan Manfaat Kesehatan Puasa
Berbagai studi ilmiah telah menunjukkan bahwa puasa Ramadan memiliki manfaat signifikan bagi tubuh, terutama dalam hal perubahan komponen darah dan pola makan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hibeh Shatila dkk.
di Libanon pada tahun 2021, yang dipublikasikan dalam Frontiers in Nutrition, mengungkapkan bahwa mereka yang menjalani puasa Ramadan mengalami peningkatan asupan serat makanan dibandingkan dengan mereka yang tidak berpuasa.
Ada perubahan signifikan dalam pola makan selama Ramadan. Misalnya, konsumsi sereal dan pasta menurun, sementara konsumsi sayuran dan buah-buahan kering meningkat.
Bahkan, konsumsi telur, kacang-kacangan, biji-bijian, serta susu juga berkurang selama bulan suci ini. Hal ini menunjukkan bahwa puasa Ramadan tidak hanya berdampak pada aspek spiritual, tetapi juga memiliki pengaruh besar terhadap kebiasaan makan yang lebih sehat.
- Autofagi: Proses Regenerasi Sel yang Dipercepat
Puasa Ramadan ternyata juga berhubungan erat dengan mekanisme biologis dalam tubuh. Salah satu temuan paling menarik datang dari Yoshinori Ohsumi, peraih Nobel Kesehatan 2016, yang mengungkapkan bahwa puasa dapat memicu proses autofagi, yakni proses daur ulang sel-sel tubuh yang membantu memperlambat penuaan dan memperbaiki sel yang rusak.
Proses ini terjadi saat tubuh dalam keadaan lapar, dimana sel-sel memakan bagian-bagian yang sudah tidak berfungsi lagi dan menggantinya dengan sel yang baru.
Penelitian menunjukkan bahwa puasa yang berlangsung selama 12 jam dapat memicu autofagi, yang bisa menjadi alasan mengapa puasa sering dikaitkan dengan umur panjang.
Selain itu, puasa juga dapat meningkatkan kontrol gula darah, mengurangi peradangan, menurunkan berat badan, serta meningkatkan fungsi otak.
- Puasa Bantu Redakan Penyakit GERS/Asam Lambung
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Radhiyatam Mardhiyah dkk. pada 2016, pasien GERD yang menjalani puasa Ramadan melaporkan keluhan yang lebih ringan dibandingkan dengan mereka yang tidak berpuasa.
Hal ini terjadi karena puasa membantu tubuh untuk melatih regulasi asam lambung. Selain itu, perilaku yang lebih sehat seperti berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol selama bulan Ramadan turut memperbaiki kondisi ini.
- Mikrobioma Usus: Kunci Kesehatan Tubuh
Tidak hanya berdampak pada regenerasi sel, puasa Ramadan juga dapat memengaruhi kesehatan mikrobioma usus.
Berdasarkan penelitian oleh Sedra Tibi dkk., puasa meningkatkan mikrobioma usus dan menyesuaikan kadar hormon yang berperan dalam sistem pencernaan.
Mikroorganisme dalam usus ini sangat penting bagi penyerapan nutrisi, produksi asam lemak rantai pendek, dan sintesis berbagai enzim yang diperlukan tubuh.
Mikrobioma usus juga berperan besar dalam kesehatan secara keseluruhan, termasuk dalam mengatasi obesitas, sindrom iritasi usus besar, hingga penyakit yang tampaknya tidak berhubungan dengan pencernaan, seperti diabetes, kecemasan, depresi, bahkan penyakit kulit.
- Kesimpulan: Puasa Ramadan, Lebih dari Sekadar Ibadah
Selain sebagai ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan, puasa Ramadan terbukti memiliki banyak manfaat kesehatan yang luar biasa. Dari proses regenerasi sel melalui autofagi hingga peningkatan kesehatan mikrobioma usus, Ramadan memberikan kesempatan bagi tubuh untuk melakukan “perbaikan diri.”
Oleh karena itu, tidak hanya sebagai momen spiritual, bulan Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk menjaga kesehatan tubuh dengan pola makan yang lebih teratur dan memperbaiki kebiasaan hidup.
Ini Empat Fase Dirasakan Tubuh Selama Berpuasa
- Puasa Hari Ke-1 dan 2
Kadar gula darah akan menurun. Rasa lapar intens pada periode ini.
Denyut jantung dan tekanan darah menurun.
Glikogen dari hati dan otot digunakan sehingga tubuh merasa lemas. - Puasa Hari Ke-3 hingga 7
Tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Sistem pencernaan beristirahat, seluruh energi digunakan untuk pembersihan dan penyembuhan. Aktivitas sel darah putih dan sistem imun meningkat. - Puasa Hari Ke-8 hingga 15
Efisien dalam detoksifikasi atau membuang racun.
Puasa di fase ini memungkinkan tubuh untuk penyembuhan secara alami.
Kemudian meningkatkan energi, pikiran lebih jernih, dan lebih baik. - Puasa Hari ke-16 hingga akhir
Fase terakhir puasa, tubuh berhasil beradaptasi pada keadaan puasa.
Puasa juga meningkatkan memori, konsentrasi, dan keseimbangan emosi.
Ketika detoksifikasi selesai, dan tubuh bekerja maksimum dalam poliferasi jaringan untuk mengganti jaringan yang rusak.
Semoga kita senantiasa diberikan karunia kesehatan fisik selama beribadah puasa Ramadhan 1446 H. Itu disadur Dari catatan Nofika Aisyah – Ahli Gizi dan Nutrisi.***