BOGOR – Rotari Club Bekasi Raya Distrik 3410 menyalurkan bantuan 20 unit jetsteam kepada Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C). Bantuan itu untuk mempercepat pembersihan lingkungan warga dari lumpur, Kamis 20 Maret 2025.
Selain jetsteam, bantuan yang diserahkan Ketua Rotari Bekasi Raya, Rasdi, Kepada Ketua KP2C, Puarman, juga terdiri atas mie instan, minuman anak, dan bingkisan.
Penyerahan dilaksanakan di titik pantau Tinggi Muka Air (TMA) KP2C di Pertemuan Cileungsi Cikeas (P2C) yang berada di perbatasan perumahan Villa Nusa Indah 1, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.
“Kami sangat terimakasih karena jetsteam ini akan mempercepat pembersihan sisa sisa lumpur pasca banjir,” ujar Hariyanto, warga VNI 1 yang juga Pengurus KP2C yang ikut tertimpa bencana banjir.
Menurut Puarman, bantuan jetsteam khususnya dijadikan inventaris KP2C dan saat ini akan digunakan di sejumlah titik di kedua wilayah yang kegiatan pembersihan lumpur masih terus berlangsung. Yakni, di Vila Nusa Indah, perumahan PPA, Pondok Gede Permai, Vila Jatirasa.
Puarman mengatakan ketinggian banjir besar dari waktu ke waktu terus meningkat. Bila pada 21 April 2016, setinggi 167 cm di wilayah VNI, 1 Januari 2020 menjadi 2,5 m, dan banjir pada 4 Maret 2025 mencapai sedengkul orang dewasa di lantai 2.
“Dulu, air hujan di hulu yang meresap ke tanah 70 persen. Sekarang dengan adanya pembangunan yang pesat dan pengupasan lahan menjadikan air hujan yang meresap ke tanah hanya 30 persen dan 70 persen menggelontor ke hilir,” papar Puarman di depan para pengurus Rotari Club.
Akibat banjir, lanjut Puarman, ada 370 permintaan evakuasi di wilayah Bojongkulur. Terdapat 24 RW terdampak banjir dengan jumlah warga mencapai 7200 KK.
Agar penanganan banjir bersifat permanen, Puarman meminta pemerintah segera melakukan normalisasi Sungai Cileungsi dan sungai Cikeas. Di hilir terjadi pendangkalan, karena Sungai Cileungsi terakhir kali dikeruk tahun 1971. Dulu bambu galah tenggelam bila dimasukkan ke sungai, sekarang kedalaman sungai sepaha.
Lalu, terjadi penyempitan karena banyak bangunan berdiri di bantaran sungai. Selain itu, banjir semakin berpotensi terjadi lantaran pasca banjir pinggir sungai penuh lumpur yang lama-lama terjadi reklamasi alami. Akibatnya, sungai mengecil.
“Kami mendesak pemerintah untuk segera melakukan normalisasi di mana desainnya sudah ada sejak 2020 tapi belum terwujud di Desa Bojongkulur,” terang Puarman, yang juga berharap efisiensi anggaran oleh pemerintah jangan dilakukan. Apalagi menyangkut jiwa masyarakat, seperti kebencanaan.
Puarman juga menginformasikan, saat ini terdapat sekitar 600 KK masih berjibaku dengan lumpur di wilayah terdampak Desa Bojongkulur. “Lumpurnya masih tinggi. Yang dibutuhkan matras,” jelas Puarman.
Sementara Rotary Club menilai saat ini kerusakan lingkungan sudah begitu parah. Untuk itu, Rotary Club mengajak para anggotanya untuk menjadi ujung tombak dalam penanganan kebencanaan.
Termasuk ujung tombak KP2C, terkait tata kelola lingkungan hidup. Di dalam penanganan tata kelola lingkungan, Rotary Club peduli karena berkorelasi dengan peace, conflict dan solusinya.
“Member Rotary yang beranggotakan 300 orang dan member KP2C dengan 32.000 orang bisa berkolaborasi menyelenggarakan kegiatan berdampak besar, sehingga memberikan pembelajaran yang positif bagi masyarakat,” ujar Sumantoro Radjiman, Past District Governor Rotary Club.
Hadir pada kegiatan tersebut di antaranya Ketua Rotary Disaster Relief (DRD) Rotary International District 3410, Rionardi, serta pengurus Rotary Club. ***