wawainews.ID, Beijing- Otoritas Tiongkok telah menyita 7,5 ton gading dan sejumlah 2.748 gading gajah, termasuk patung- patung terbesar. Penggerebekan ini merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir ketika negara itu menindak penjualan produk satwa liar ilegal.
Seperti dilaporkan AFP, Senin (15/4), Tiongkok telah melarang penjualan gading pada akhir 2017 dalam upaya mengendalikan apa yang dulunya merupakan pasar produk terbesar di dunia. Impor gading sudah dilarang pada tahun 2015.
Menurut Administrasi Umum Bea Cukai, ribuan gading yang diselundupkan disita Maret 2019 lalu dalam operasi oleh petugas bea cukai dan polisi di enam provinsi.
“Kasus ini mewakili jumlah terbesar gading gajah yang disita dalam satu kasus yang diselidiki secara independen oleh biro administrasi penyelundupan pabean dalam beberapa tahun terakhir,” kata Sun Zhijie, direktur biro antipenyelundupan pemerintah.
“Operasi itu menghancurkan satu organisasi kriminal internasional yang telah lama mengkhususkan diri dalam penyelundupan gading gading. Operasi itu menghancurkan sebuah organisasi kriminal internasional yang telah lama mengkhususkan diri dalam penyelundupan gading gading. Dua puluh tersangka ditahan,” kata Sun.
Menurut Sun, gading-gading itu dikirim melalui laut dari negara-negara Afrika. Setelah transit melalui berbagai negara lain, gading itu diselundupkan melintasi perbatasan Tiongkok yang disembunyikan di antara kayu.
TRAFFIC, satu LSM internasional yang memantau perdagangan satwa liar, menyatakan penyitaan itu berpotensi merupakan penyitaan gading terbesar kedua di dunia.
Dalam satu laporan bersama dengan WWF tahun lalu, TRAFFIC menemukan bahwa larangan gading Tiongkok memiliki efek positif. Jumlah responden yang mengatakan bahwa ingin membeli gading pada masa depan, sudah turun hampir setengah dibandingkan dengan 2017 sebelum larangan diberlakukan.
Gading dipandang sebagai simbol status di Tiongkok. Produk ilegal satwa liar lainnya, seperti sisik trenggiling, terus mengalami permintaan karena asumsi sifat pengobatannya.