LAMPUNG TIMUR – Menara kembar di Masjid Pondok Pesantren Babussalam Al Amin berdiri kokoh di AS 2, Desa Toba, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur.
Menara yang dibangun KH. Anwar Sholeh tersebut, ketinggiannya mencapai 125 meteran, seolah menyentuh langit.
Sekilas dari kejauhan menara kembar di desa Toba itu, kerap disebut mirip menara di Masjid Nabawi Madinah telah menjadi ikon tersendiri di Sekampung Udik, Lampung Timur.
Menara kembar tersebut, dulu pernah di klaim sebagai menara tertinggi se- Asia Tenggara yang dibangun menggunakan dana pribadi pemilik Pondok Pesantren.
Diketahui kawasan Ponpes Babussalam Al Amin, di Desa Toba, sudah ada sejak masa pemerintahan Orde Baru yakni era Presiden ke-2 RI Soeharto. Wilayah itu dikenal AS 2 oleh warga lokal, dulu pernah menjadi destinasi wisata religi yang dikenal sebagai wilayah Kincir.
Wisatawan dari berbagai daerah di Lampung, pernah datang ke Kincir atau nama lainnya AS 2 tersebut untuk menikmati suasana air yang dikelilingi aneka tumbuhan dan kolam ikan dengan tempat yang luas.
Beragam panorama alam bisa dinikmati, bahkan dulu populer dengan ikan mas dengan ukuran raksasa. Selain menikmati suasana air, ada satu bangunan berupa musala ditengah taman di dalamnya terdapat satu liang lahat. Konon katanya itu persiapan untuk makam pemilik Ponpes tersebut.
Namun, kekinian jejak kejayaan Kincir dulu jadi destinasi wisata religi di Desa Toba tersebut, memudar. Tapi masih menyisakan masa kejayaannya seperti kincir dan danau buatan dengan gemiricik air yang dipenuhi oleh enceng gondok yang ditengah ada jejak Penghargaan Kalpataru dari Presiden Soeharto.
Selain penghargaan Kalpataru, jejak menara kembar di Masjid tengah Ponpes Babussalam Al Amin tersebut jadi ikon tersendiri, tinggi menjulang berdiri kokoh jadi ikon di Sekampung Udik.
Menara menjulang yang sekilas mirip menara Masjid Nabawi di Madinah tersebut, berdasarkan informasi dari berbagai sumber menyebutkan selesai dibangun tahun 2003. Menara ini memiliki tinggi mencapai 125 meter. Kemungkinan paling tinggi untuk wilayah Lampung sampai sekarang.
Menara Masjid ini, dulu diresmikan oleh Ketua Umum PBNU kala itu, Alm. KH. Hasyim Muzadi. Bahkan disebutkan bahwa pembangunan menara masjid ini memakan waktu dua tahun, karena alat yang digunakan kala itu, masih manual.
Dana pembangunannya juga murni berasal dari pemilik dan pendiri Pondok Pesantren Babussalam Al Amin, KH. Anwar Sholeh.
Jika kalian dari jalan lintas Sribhawono Panjang, sudah kelihatan ketinggian Menara ini yang menjulang tinggi ditas pepohonan. Sehingga tidak salah jika itu jadi ikon di kawasan Sekampung Udik.***