BEKASI – Puluhan warga Desa Telaga Murni, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan membawa keranda di depan gerbang PT Gunung Raja Paksi (GRP) Jalan Imam Bonjol, Cikarang Barat, Senin 9 September 2024.
Aksi warga yang tergabung dalam Konsorsium Telaga Murni menyuarakan penolakanpembuatan pintu gerbang PT GRP di Jalan Imam Bonjol, Cikarang Barat karena memiliki dampak negatif bagi lingkungan yang terjadi bertahun-tahun.
Dalam aksi tersebut sempat terjadi saling dorong dengan aparat kepolisian yang menjaga agar kondisi kondusif. Namun aksi dorong tersebut tidak berlangsung lama.
Ketua Konsorsium Telaga Murni Firmansyah menyebut aksi yang dilaksanakan adalah ketiga kalinya, setelah berbagai cara ditempuh untuk mediasi.
“Kami warga Desa Telaga Murni, sudah bertahun-tahun merasakan dampak lingkungan dari aktivitas PT GRP. Ini merupakan aksi jilid 3 karena sampai saat ini belum ada titik temu terkait tuntutan warga atas keresahaan yang terjadi selama ini,”tegas Firman.
Dikatakan bahwa dampak yang dirasakan masyarakat telah bertahun-tahun dari aktivitas PT GRP. Namun tidak ada perhatian apa pun, dampak seperti kebisingan, kebulan asap, limbah air bahkan getaran akibat proses produksi.
Kondisi tersebut tegas Firman telah terjadi bertahun-tahun. Namun meskipun sudah ada pertemuan yang dihadiri oleh Forkopimcam, tapi tidak ada titik temu, bahkan Camat sendiri terkesan membela keberadaan perusahaan.
“Sudah ada pertemuan namun tidak ada titik temu sehingga kami saat ini kembali melakukan aksi, Camat sendiri dalam pertemuan itu, terkesan tak berada di pihak masyarakat,”ungkapnya.
Dia berharap perusahaan bisa menyadari apa yang sudah dilakukan dan bisa menerima tuntutan dari masyarakat sekitar perusahaan. Jika tidak maka mereka telah menyiapkan langkah selanjutnya dan masih mengumpulkan beberapa bukti kuat dan akan melakukan laporan atau gugatan ke PTUN Bandung.
“Kami akan terus berjuang, menolak dengan cara apapun sampai pengusaha menjalankan industri yang diaturkan, karena mereka janji tidak ada polusi udara. Kami akan terus berjuang, sampai titik terakhir,”tegas Firmansyah.***