Scroll untuk baca artikel
EkonomiLampung

YPPKM Sebut Pertemuan PT AUTJ dengan DPRD Tanggamus Hanya Obrolan ‘Kedai Kopi’

×

YPPKM Sebut Pertemuan PT AUTJ dengan DPRD Tanggamus Hanya Obrolan ‘Kedai Kopi’

Sebarkan artikel ini
PT AUTJ milik BUMD Tanggamus

Dia mengingatkan perkataan Menteri BUMN Erick Thohir beberapa bulan lalu mengatakan, bentuk usaha SPBU sangat kecil mengalami kerugian. Usaha incomenya sudah pasti,karena memiliki market yang jelas.

Dia mengilustrasi masalah sirkulasi keuangan SPBU, dari pernyataan Direktur PT AUTJ Imran Saleh bahwa SPBU qt mendapatkan jatah 8 KL/8 ton setiap jenis BBM yang dijual.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

SPBU mempunyai keuntungan Rp500-750,-/liter, keuntungan kotor dianggap Rp500,-/liter kemudian dikalikan 8000 ltr maka omzet satu jenis BBM yang dijual adalah Rp 4.000.000,- setiap kali isi BBM dari tanki pertamina.

Satu SPBU setidaknya menjual 6 jenis BBM maka total omzetnya Rp 24.000.000/ drop kuota dari pertamina,apabila 1 bulan SPBU di drop 15 kali maka total omzet nya Rp 360.000.000 dalam satu bulan. Total omzet dikurangi gaji karyawan dan sebagainya,

BACA JUGA :  Temuan YPPKM, Pekon Pardasuka Pakai Uang Desa Beli Tanah Seharga Rp130 Juta

“Hitungan saya setidaknya SPBU bisa untuk Rp160-260 juta setiap bulan. Hal itu terjadi apabila manajemennya benar-benar dikelola dengan baik dan benar,”jelasnya.

Sementara untuk unit usaha pengelolaan dan pengemasan air mineral juga sangat menguntungkan secara bisnis,sudah tepat PT.AUTJ bermain di ranah pengelolaan dan pengemasan air mineral.

Dia membanding pengelolaan air mineral swasta yang bisa maju pesat karena dikelola profesional. Tanggamus memiliki sumber mata air yang sangat banyak,

Bahkan menurutnya mata air/sumber air yang kualitasnya sangat bagus. Seharusnya PT.AUTJ di untungkan dalam hal ini.mereka tidak perlu banyak menguras APBD untuk membeli lahan yang memiliki sumber mata air.

PT.AUTJ hanya membeli alat seperti penyedot air, filter/saringan, tempat penampungan, tempat pengemasan dan alat pengemasan,”paparnya.

BACA JUGA :  Lampung Siap Fasilitasi Pelaku UMKM Berbasis Digital

Dia menganalogikan setiap air kemasan isi 250 ml/gelas,qt hanya mengeluarkan biaya produksi sktr 200-300 rupiah/gelas.

“Jika QT jual ke pedagang dengan harga Rp17.000/karton maka keuntungan kita Rp 2.500/karton. Artinya jika qt menjual dalam bentuk ukuran lebih besar maka keuntungan kita akan besar pula,”tukasnya.

“lucu jika PT.AUTJ mengatakan unit usahanya yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengemasan air mineral mengalami kerugian. Bagi saya itu bukti bahwa jajaran direksi benar-benar tidak kapatabel dan tidak layak memimpin perusahaan PT AUTJ milik BUMD Tanggamus,”tegasnya.

Melihat komplikasi di tubuh BUMD Tanggamus tersebut Amril menyarankan DPRD Tanggamus dan BPK seharusnya melakukan audit secara menyeluruh.

“Saya melihat ada indikasi terjadi penyalahgunaan wewenang dalam menjalankan PT AUTJ di internal manajemen. Audit juga harus melibatkan tim auditor swasta yang bekerjasama dengan BPK agar lebih menyeluruh serta obyektif,”pungkasnya.(*)