Begitupun ketika kamu mempresentasikan pembaruan mengenai proyek utama kepada tim, kamu tidak boleh mengatakan bahwa kamu “pada dasarnya” memenuhi indikator kinerja utama (KPI).
Sebaliknya, kalian harus memperjelas kemajuan spesifik kalian.
Kalian bisa melakukannya dengan lantang dan belajar mengakui kehebatan diri, serta berbicara dengan lebih percaya diri.
BACA JUGA: Cara Gunakan Aplikasi Kamus Pro untuk Membantu Tingkatkan Produktivitas dan Kreativitas
KAMU TAHU!
“Kamu tahu” adalah kata pengisi umum lainnya yang tidak menambah nilai pada kemampuan komunikasi kamu.
Jika kamu ingin memastikan bahwa pendengar kamu memahami apa yang kamu katakan, kamu perlu menghubungi mereka.
Jika tidak, kamu hanya menambahkan basa basi yang tidak disengaja ke dalam percakapan.
BACA JUGA: BEW Berpulangnya Manusia Estetis dan Amanat Sang Jurnalis Sejati
Apabila kamu tidak memiliki seseorang yang dapat memberikan umpan balik yang jujur, kamu dapat merekam diri kamu ketika berbicara dan kemudian mendengarkan kembali.
Ini bisa menjadi cara efektif untuk mengidentifikasi dan menghilangkan kata-kata pengisi tersebut.
SEBENARNYA!
Meskipun ada tujuannya, penggunaan kata “sebenarnya” sering kali digunakan secara tidak sengaja dalam percakapan dan dapat membuat kamu terkesan sebagai orang yang kurang percaya diri.
BACA JUGA: Katar Sekampung Udik Dukung Langkah Kades GSB Laporkan Akun FB Diduga Sebar Fitnah ke Polisi
Dalam kebanyakan kasus, kamu dapat menghilangkan kata tersebut tanpa kehilangan makna.
Cobalah untuk memperhatikan penggunaan kata “sebenarnya” dan lihat apakah ada situasi tertentu di mana kamu lebih sering menggunakannya.
Jika kamu menggunakan kata ini secara tidak sengaja, inilah saatnya untuk menghindarinya.
BACA JUGA: Rocky Gerung Sampaikan Permohonan Maaf Kerena Ucapannya Menimbulkan Kegelisahan dan Kegaduhan Publik
Situasi ini merupakan kesempatan yang terlewatkan untuk melatih komunikasi asertif kamu dan tampil sebagai pembicara yang lebih percaya diri.
BERGUMAM “UM”
Tidak ada salahnya sesekali menggunakan “um” saat berbicara.
Faktanya, kadang-kadang akan sangat membantu jika pendengar mengetahui bahwa kamu belum menyelesaikan pemikiran kamu. Namun, penggunaan “um” yang berlebihan atau terlalu sering dapat mengganggu lawan bicara kamu atau audiens.
BACA JUGA: Penuh Makna, Inilah 6 Tradisi Perayaan Natal di Indonesia
Selain itu, penggunaan ungkapan ini secara berlebihan dapat membuat kamu dianggap kurang percaya diri.
Penggunaan kata “um” biasanya terjadi karena kamu sedang stres atau cemas selama berkomunikasi.
Untungnya, kamu bisa mengatasi rasa gugup dan menjadi komunikator yang lebih baik hanya dengan mengganti “um” dengan bernapas dalam-dalam. (*)