WAWAINEWS.ID – Diskusi dengan tema ‘Menatap Indonesia Maju’ menghadirkan pengamat politik Rocky Gerung bersama pakar hukum Refly Harun, Wakil Ketua KPK 2014-2019 Saut Situmorang, ahli ekonomi dan politik Anthony Budiawan, akademisi Rudi Antoni dan politisi Habil Marati berjalan lancar.
Diskusi itu penuh riang gembira jauh dari kekhawatiran Rektorat dan Dekanat FEB Universitas Lampung (Unila) yang sempat melarang digelar dilingkungan Kampus. Sehingga diskusi dipindahkan ke GSG Pahoman.
Terlihat ratusan mahasiswa antusias menyambut kedatangan pengamat politik Rocky Gerung dan empat narasumber lainnya di Gedung Serba Guna (GSG) Pahoman, Bandar Lampung, Kamis (14/9).
BACA JUGA : Golkar-PAN Dukung Prabowo, Rocky Gerung Sebut PDIP Mulai Cemas
Bahkan banyak dari mereka yang duduk lesehan di depan panggung, di sayap kanan dan kiri ruangan.
Ketua Panitia Ikhsan menyampaikan laporan proses persiapan kegiatan dan berharap diskusi berjalan dengan lancar. Saat hendak turun dari panggung, Rocky Gerung menginterupsi Ikhsan.
“Kamu berbohong, silakan sampaikan laporanmu dengan jelas. Karena saya diundang ke Unila, bukan ke sini,” kata Rocky sembari tertawa.
Ikhsan kemudian mengatakan, bahwa diskusi publik BEM FEB Unila pindah lokasi karena izin pelaksanaan di kampus dipersulit.
BACA JUGA : Jumhur Hidayat, Rocky dan Perjuangan Buruh Tanpa Akhir
Gubernur BEM FEB Unila mengatakan, rektorat dan dekanat mengintervensi pelaksanaan diskusi ini sehingga terjadi perubahan lokasi menjadi di luar kampus.
“Mahasiswa diperlemah oleh pimpinan di Unila. Saya sampai sekarang tidak tahu apa alasan tidak boleh memakai peralatan dan fasilitas di kampus,” kata dia.
Klasika Lampung Sebut Kampus Seperti Rezim Tirani
Kecaman pelarangan diskusi publik Rocky Gerung oleh Universitas Lampung (Unila) dan Institut Teknologi Sumatera (Itera) terus bergulir. Selain LBH Bandar Lampung, Kelompok Studi Kader (Klasika) Lampung juga mengecam.