Scroll untuk baca artikel
LampungPersona

BEW Berpulangnya Manusia Estetis dan Amanat Sang Jurnalis Sejati

×

BEW Berpulangnya Manusia Estetis dan Amanat Sang Jurnalis Sejati

Sebarkan artikel ini

Lebih dua menit beliau terbahak. Kalau sudah begitu, pasti besok jadi Buras. Pasti. Berkali-kali itu terjadi.

Hari berganti minggu, minggu melipat jadi bulan, bulan bergulung menjadi tahun.
Buras beribu-ribu pun lalu mbrojol. Kendati lucu, Buras tampil prima. Cengengesan ala BEW ini sejatinya tulisan prima; dihasilkan dari pergulatan pemikiran beragam. Aktualitas, lalu sering ditautkannya dengan analogi.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

BEW menuangkan semuanya secara berkelas. Pak Bambang memang memelihara ketertarikan pada banyak bidang.

BACA JUGA: Anwar Ibrahim, The Lion of Malays

Dia akrab dengan teori-teori besar, dengan grand naratives. Tapi juga cinta detail. Almarhum senantiasa menghadirkan butir-butir pemikirannya. Komprehensif, stylish. Tapi kita tak merasa sedang digurui. Kita larut menikmati. We not reading, we relaxing.

BACA JUGA :  Harga Singkong Minimal Rp900/Kg, Akhirnya Disepakati

Kepergian beliau menoreh begitu dalam, ya kenangan, ya nilai-nilai, atau juga gaya yang diwariskan. Juga, kerendahan hati seluas samudera. Gesture almarhum yang ngawulo sering membuat lawan bicaranya kikuk, apalagi kami anak buahnya.

Semua emosi yang bergulat bertahun-tahun selama interaksi dengan almarhum, membuncah seharian kemarin. Ke mana kami setelah beliau tiada. Bagaimana beliau membimbing kami lagi.

BACA JUGA: Sore ini, Warga Bisa Saksikan Rangkaian Sidang Isbat Melalui Virtual

Saya kemudian teringat proses kita saat ke “naik langit” suatu hari nanti, dari buku Dr Hameroff, “Through the Wormhole, Channel Science): Katakanlah jantung berhenti berdetak, darah berhenti mengalir, mikrotubulus kehilangan status kuantumnya. Informasi kuantum dalam mikrotubulus tidak dihancurkan, tidak bisa dihancurkan – hanya mendistribusi, menghilang ke alam semesta secara luas.

BACA JUGA :  Hanya 16 Parpol Daftar Bacaleg di Tanggamus, Dua Parpol ini Alpa

Saya memandang lama jasad beliau di rumah duka. Seperti bercerita transfer ilmu dan pengalaman di antara kami selama ini. Tak sanggup lama. Dadaku berguncang hebat. Air mata menderas.

Memang, dalam proses alam, ketika kematian menjemput, secara gradual raga kita terurai kembali: dari individu dan jasad yang utuh, organ, jaringan, sel, molekul, atom, ke zarah subatom. Kulit, otot, dan tulang. Semua terurai menjadi tak kasat mata, menjadi fosfor, fosfat, natrium, kalsium-hidrogen, serta sulfur yang menyuburkan alam sekitar. Dan zat yang telah menjelma menjadi milyaran atom ini kemudian melayang di udara lalu dihirup lagi oleh segala yang hidup…

BACA JUGA: Catatan Akhir Tahun Dr. Syahganda Nainggolan, Sabang Merauke Circle

BACA JUGA :  Quik Count Rakata PSU Pesawaran, Nanda-Anton Unggul 58,22 Persen

Hal baik berbuah baik. Niat mulia mendatangkan kemuliaan. Tuhan menciptakan dan menjaga alam fana ini dengan hukum fisika yang amat sempurna. Sampai kelak kita dipertemukan lagi di keabadian akhirat. Di sana insya Allah kita akan dipertemukan lagi, Bapakku.