Melihat potensi tersebut, dukungan datang dari KP2C. Menurut Puarman, komunitasnya juga akan membantu mendorong BBWSCC agar bisa segera memberikan kepastian atau informasi tentang GSS Cikeas.
Menurut Puarman, program pembenahan sepanjang Sungai Cikeas menjadi destinasi wisata agar segera terwujud.
“Surat itu nantinya sekaligus terkait juga dengan keinginan kami mendapatkan ‘Detil Engineering Design’ (DED) normalisasi Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas yang masuk kawasan Kabupaten Bogor. Pembangunannya mudah-mudahan bisa dimulai tahun ini,” ujar Puarman penuh harap.
Sementara Heri Surosaputro menyambut baik rencana pengembangan kawasan wisata di sepanjang hulu hingga hilir Sungai Cikeas. “Kami dukung penuh rencana itu. Kami siap menjadi salah satu sektor destinasi yang bisa dikunjungi wisatawan saat susur sungai.”
“Unggulan kami adalah destinasi wisata kuliner tepi sungai,” ungkap Heri, yang diamini Sekretaris RW 36 Bimo dan Yopi selaku Pengelola Kuliner Dermaga 6 serta pegiat pariwisata, Sadewa.
Rencananya, setelah kejelasan GSS diperoleh, di sejumlah titik di bantaran Cikeas akan dikembangkan destinasi-destinasi wisata skala lokal. Pengembangnya adalah masyarakat setempat melalui pendekatan kearifan lokal.
Wisatawan akan menikmati spot-spot destinasi tersebut melalui susur sungai dengan menggunakan perahu karet atau sejenisnya. Lama susur sungai maksimal hingga 7-8 jam. Namun akan dibagi ke dalam klaster waktu. Wisatawan tinggal memilih klaster yang diminati. Tentu dengan biaya tiket yang berbeda.
Wisata Sungai Cikeas