KOTA BEKASI – Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kota Bekasi, Solikhin, menyebut kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) belum berdampak langsung ke harga Kebutuhan Pokok Masyarakat di wilayah setempat.
Namun demikian Kota Bekasi tetap waspada menghadapi eskalasi ekonomi global terkait kebijakan Presiden Trump terkait tarif impor AS.
“Kalau ini sekarang ini skalanya nasional ya? Untuk kebijakan negara lain ya? Maksudnya kalau kita lihat di daerahnya. Paling nggak kita mencintai produk dalam negeri. Apapun bentuknya kita harus memakai produk dalam negeri kita,” kata Solikhin dalam keterangannya.
Menurut dia, pemerintah pusat sudah mengambil langkah, termasuk rencana negosiasi dengan Amerika.
“Katanya Pak Prabowo sendiri mau ada negosiasi ke Amerika. Sudah mengutus tim ya. Kalau nggak salah timnya ini ya. Tim dari Gatim, Pak Erlangga dan Menko,” ujarnya.
Ia mencontohkan salah satu potensi dampak yaitu harga kedelai, mengingat Indonesia masih mengimpor dari Amerika.
Namun, data rinci belum ia kantongi. Sementara untuk komoditas kelapa, Bekasi tidak mengimpor, tapi harga belum juga turun.
“Kalau harga belum turun itu mungkin saya nggak tahu faktornya apa. Saya belum kaji itu,” ujarnya.
Meski begitu, ia menyebut situasi kelapa di kota masih relatif belum aman.
Bekasi Rentan Gejolak Harga
Terkait inflasi, Solikhin bilang belum ada dampak berarti. Namun ia mengakui Bekasi tergolong rentan terhadap gejolak harga.
“Belum ada pengaruh ya di kita ya. Belum ada pengaruh. Data detailnya belum ada,” ungkap Solikhin.
Ia menambahkan, berbagai sektor industri dalam negeri juga tak lepas dari rantai pasok global, termasuk dari Amerika.
“Sebenarnya kalau saya melihat kan semua itu saling keterkaitan ya. Artinya barang-barang factory yang ada di Indonesia juga pasti ada supply chain juga dari Amerika,” ucapnya.
Disdagperin, kata dia, akan mulai mendata dampak kebijakan itu jika benar-benar diterapkan.
“Kalau cari impact itu setelah diterapkan dampaknya apa baru bisa kita ukur,” tutupnya.***