WAWAINEWS – Menanggapi perdebatan yang terjadi baik di media sosial maupun media massa terkait pernyataan Irjen Pol (Purn) DR. H. Ike Edwin, dalam sambutannya saat mendampingi Yanuar Firmansyah Gelar Suttan Junjungan Sakti Ke-27 Kepaksian Buay Belunguh Paksi Pak Skala Brak saat melakukan kegiatan anjau silau beberapa hari yang lalu di Tanggamus.
Amiruddin, gelar Dalom Pemangku Marga Umbul Buah Kagungan Tanggamus, menjelaskan kepada awak media melalui pesan singkat WhatsAppnya, Kamis (27/10/2022).
Baca juga: Jawaban Lengkap Perdana Menteri Paksi Pak Skala Brak dalam Acara Adat Anjau Silau di Kota Agung
Pertama mengenai pernyataan Dang Ike Edwin sapaan akrab Irjen Pol (Purn) DR. H. Ike Edwin, saat ikut mendampingi Puniakan Beliau Suttan Junjungan Sakti Ke-27 anjau silau ke marga Belunguh di Tanggamus beberapa hari yang lalu.
“Menurut saya, apa yang disampaikan Dang Ike Edwin dalam sambutannya saat anjau silau ke marga Belunguh yang ada di Tanggamus itu tidak salah dan tidak bermaksud memecah belah Paksi Pak Skala Brak, karena apa yang disampaikan oleh Dang Ike Edwin tentang Belunguh yang tertua, Pernong yang nomor dua dan seterusnya itu adalah dalam tatanan keluarga, bukan dalam tatanan adat istiadat yang ada di Paksi Pak Skala Brak,” ujar Amiruddin.
Dijelaskan hikayat Kepaksian Pak Sekala Brak adalah empat bersaudara dari keturunan satu bapak, pasti ada yang dulu lahirnya, dan ada yang nomor dua dan seterusnya, bahkan kembar sekalipun itu pasti ada yang duluan lahir dan disebut yang tertua, jadi menurut saya apa yang disampaikan oleh Dang Ike itu adalah urutan dalam tatanan keluarga, bukan tatanan dalam tatanan adat istiadat.
Baca juga: Paksi Skala Brak Anjau Silau di Lamban Balak Pakuwon Pekon Umbul Buah Tanggamus
Keempat Paksi itu adalah satu keturunan yaitu satu bapak yang bernama “Ngegalang Paksi” yang mempunyai empat orang anak laki-laki dan satu perempuan, dan anak tertua dari Ngegalang Paksi adalah Umpu Belunguh yang netap di anok yaitu di Kenali, anak no dua adalah Umpu Pernong pindah ke Hanibung dan mendirikan Kepaksian Buay Pernong, anak nomor tiga pergi ke tapak Siring dan mendirikan Kepaksian Buay Nyerupa, dan anak nomor empat pergi ke Puncak Kembahang dan mendirikan Kepaksian Buay Bejalan Diway, dan anak perempuan satu-satunya adalah Buay Bulan pindah ke daerah Menggala.
Dia pun membenarkan bahwa dalam tatanan adat keempat Paksi di Paksi Pak Skala Brak itu kedudukan dan derajatnya sama tidak ada yang paling tua, nomor dua dan seterusnya, dengan motto “Satu tidak bersekutu, pisah tidak bercerai.