BudayaLampung

Hikayat Kepaksian Pak Sekala Brak Penuturan Dalom Pemangku Marga Umbul Buah Kota Agung

×

Hikayat Kepaksian Pak Sekala Brak Penuturan Dalom Pemangku Marga Umbul Buah Kota Agung

Sebarkan artikel ini

“Apa yang disampaikan oleh adinda Ike Edwin itu merupakan tatanan dalam kekerabatan atau keluarga dari keturunan Ngegalang Paksi,” ucapnya meluruskan.

Sebagai seorang Saibatin yang memimpin kebuayan, yaitu Paksi Buay Belunguh memiliki tanggung jawab adat yang sangat besar. Salah satunya bagaimana adat ini bisa terus berdiri tegak ditengah era modernisasi seperti saat ini.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Baca juga: Jaga Adat Istiadat, Nero Bentuk Laskar Lampung

Bagaimana adat ini harus terus berdiri sebagai norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sehingga adat istiadat ini dapat menjadi pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan dan norma-norma konvensional khususnya yang ada di provinsi lampung.

BACA JUGA :  Kepaksian Pernong Gelar 'Hippun' Adat, Sikapi Polimik Lamban Gedung Kuning

Dalom Pemangku Marga juga menambahkan, bahwa silaturahmi budaya yang sering kita sebut anjau silau merupakan kegiatan silaturahmi yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat adat.

“Tentunya anjau silau itu sendiri dilakukan didalam dua waktu yang berbeda, manjau yaitu mendatangi kerabat dalam keadaan dan situasi baik, menyambung tali silaturahmi demi tetap merekatkan hubungan kekerabatan,” ujarnya.

Baca juga: Sejarah Paksi Buay Nyerupa

Sedangkan nyilau adalah menjenguk saudara kita yang dalam keadaan kesusahan, baik dalam kondisi sakit, maupun dalam keadaan terkena musibah, dua kegiatan ini merupakan suatu kegiatan silaturahmi dalam dua keadaan yang berbeda.

“Itulah salah satu contoh kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat adat, tentunya norma-norma yang mengandung nilai-nilai kebaikan seperti ini harus terus terjalin dengan baik dan harus terus dilestarikan,” tambahnya.