LAMPUNG – Yayasan Rumah Kebubayaan atau Kober menggelar festival seni Bahasa Lampung bertajuk “Menatap Tubuh Bahasa”. Festival bertujuan dalam pelestarian bahasa Lampung yang saat ini jadi bahasa minoritas di provinsi sendiri.
Komunitas Kebudayaan Kober ini bahkan mempridiksi bahwa 36 tahun lagi bahasa daerah Lampung akan punah. Hal tersebut melihat pasifnya penutur ditengah masyarakat sendiri
“Kami berusaha terus melestarikan melalui berbagai giat salah satunya festival seni Bahasa Lampung bertajuk “Menatap Tubuh Bahasa”,”ungkap Ketua Pelaksana Festival Seni Bahasa Lampung, Alexander GB.
Menurut Alex, sejumlah faktor yang menjadi penyebab punahnya Bahasa Lampung. Di antaranya jumlah populasi etnis Lampung hanya 13,82 persen dari total penduduk Lampung.
Lalu letak Provinsi Lampung yang strategis membuat arus kedatangan dan tingkat interaksi masyarakat dengan latar belakang bahasa berbeda tinggi.
Dia pun menyebutkan bahwa penutur Bahasa Lampung terputus pada generasi tua, karena mayoritas lingkungan keluarga tidak lagi meneruskan penggunaan Bahasa Lampung secara aktif kepada anak-anaknya.
“Kepunahan sebuah bahasa mengandung implikasi yang luas yakni hilangnya bahasa penutur dan juga pada apa yang ada dibalik bahasa yang secara inheren melekat di dalamnya yakni kebudayaan penuturnya,”tutur dia.
Nilai-nilai, tradisi, dan warisan budaya Lampung dapat dilestarikan dan ditransmisikan kepada generasi berikutnya.
“Bahasa Lampung punah maka dasar eksistensi tradisi Lampung akan ikut punah,” jelasnya.
Supaya Bahasa Lampung tetap Lestari, Kober akan menggelar festival seni pada 22-28 Juli 2024. Rangkaian acaranya mulai dari workshop penerjemahan naskah drama, pameran puisi, festival teater, dan pementasan musik klasik berbahasa Lampung.
“Semuanya diadakan di Taman Budaya sebagai salah satu ruang publik di Provinsi Lampung. Semoga masyarakat dapat menyaksikan festival ini dan bangga menggunakan bahasa sendiri,” tutupnya.***