Agama

Terkait Ide Sertifikasi Muballigh, Menag : Pentingnya 5 Unsur Ini Dalam Dakwah

×

Terkait Ide Sertifikasi Muballigh, Menag : Pentingnya 5 Unsur Ini Dalam Dakwah

Sebarkan artikel ini
Menag Nasaruddin dan istri bersama rombongan saat melihatkan langsung berbagai karya yang ikut di Festival Harmoni Istiqlal 2024, Selasa 10 Desember 2024- foto doc ist
Menag Nasaruddin dan istri bersama rombongan saat melihatkan langsung berbagai karya yang ikut di Festival Harmoni Istiqlal 2024, Selasa 10 Desember 2024- foto doc ist

JAKARTA – Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut terkait sertifikasi muballigh yang didengungkan tidak perlu ditanggapi dengan reaktif berlebihan.

Menurutnya terkait sertifikasi muballigh sudah lama digulirkan sebagai sebuah ide, hal itu tentunya perlu ada kajian komprehensif dan tidak reaktif.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Kita tidak bisa juga reaktif ketika ada masalah langsung sertifikasi dan lainnya. Itu namanya reaktif,” ujar Menag di Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Dia ada kajian komperehensip, dari berbagai aspek dengan sertifikasi apakah bisa menyelesaikan persoalan, atau sebaliknya potensi menimbulkan persoalan baru?.

Menag sependapat dengan pandangan sejumlah kalangan, termasuk DPR, bahwa kompetensi dalam dakwah sangat penting. Dan jika berbicara tentang dakwah, maka itu tidak hanya terkait pendakwah (sertifikasi muballigh).

BACA JUGA :  Gerhana Bulan Total Terjadi, Ini Panduan Salat dan Zikir dari Kemenag

Menurutnya, paling tidak ada lima hal yang harus diperhatikan dalam dakwah, yaitu:

  • Materi dakwah,
  • Metode dakwah,
  • Media dakwah,
  • Objek dakwah, dan
  • Ada pendakwah.

“Jadi mubaligh hanya satu di antara lima faktor. Tidak mungkin bisa selesai persoalan kalau hanya menyelesaikan satu faktor; harus komprehensif,”sebut Menag.

“Siapa pendakwahnya? Siapa yang akan didakwahi? Bagaimana metodenya? Apa materinya? Dan media apa yang digunakan untuk berdakwah? Jadi konprehensif,” lanjutnya.

Menag menilai kelima unsur dakwah ini harus digarap secara profesional, bukan hanya satu tentang sertifikasi.

Disebutkannya, sekalipun ada sertifikasi, tapi jika materinya tidak diatur, media dakwahnya tidak diatur, audiensnya yang akan mendengarkan juga tidak terpolakan, dan alat-alat yang digunakan untuk menyampaikan dakwah juga tidak teratur, itu tidak berkontribusi aktif.

BACA JUGA :  156 Peserta Berhak Ikut Seleksi Kompetensi Bidang CPNS Kemenag

“Menurut hemat saya itu yang profesional. Bukanlah suatu gagasan profesional itu berkonsentrasi hanya pada satu unsur, tapi unsur lainnya tidak. Ini agak sedikit lebih sistematis, komprehensif,” tegasnya.

“Insya Allah kami percaya bahwa masyarakat kita sudah matang. Kita berterima kasih kepada para Faunding Father’s kita. Mereka tidak hanya bicara tapi mengamalkan apa yang mereka bicarakan. Kita harus belajar banyak dari para Faunding Father’s kita, dari Sabang sampai Merauke, kelapangdadaannya menerima perbedaan itu dahsyat,” tandasnya.***