Scroll untuk baca artikel
LampungPertanian

Usulan Lartas Impor Ubi Kayu Dibawa ke Forum Kemenko Perekonomian

×

Usulan Lartas Impor Ubi Kayu Dibawa ke Forum Kemenko Perekonomian

Sebarkan artikel ini
Ribuan Petani singkong atau ubi kayu yang tergabung dalam Paguyuban Petani Singkong Lampung Timur menggelar aksi di depan kantor Bupati, Senin 23 Desember 2024 - foto doc ist
Ribuan Petani singkong atau ubi kayu yang tergabung dalam Paguyuban Petani Singkong Lampung Timur menggelar aksi di depan kantor Bupati, Senin 23 Desember 2024 - foto doc ist

LAMPUNG – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan kesiapan untuk membahas usulan larangan dan pembatasan (lartas) impor singkong dan tapioka dalam forum koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian).

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyebutkan kabar pembahasan usulan Lartas Impor singkong menjadi kabar gembira bagi para petani dan pelaku industri singkong di Lampung.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Setelah kami menetapkan harga dasar singkong melalui Instruksi Gubernur, kami juga intensif mendorong agar pemerintah pusat segera mengambil langkah strategis dalam pengendalian impor,” ujar Gubernur Mirza.

Sebelumnya, Pemprov Lampung telah menetapkan harga dasar singkong sebesar Rp1.350 per kilogram dengan potongan maksimal 30 persen tanpa mempertimbangkan kadar pati (aci).

BACA JUGA :  Sehari Jelang Lengser, Bupati Tanggamus Kembali Lakukan Mutasi Besar-beasaran

Kebijakan ini diberlakukan sebagai bentuk perlindungan terhadap petani dan respons atas gejolak harga yang merugikan produsen lokal.

“Kita boleh kompetitif, tapi tidak boleh mengorbankan petani. Instruksi ini adalah langkah sementara yang kami ambil sambil menanti keputusan nasional yang lebih komprehensif,” lanjutnya.

Diketahui bahwa, Kementerian Perdagangan melalui Plt. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Isy Karim menyatakan bahwa pihaknya telah membahas usulan lartas secara internal dan siap mengangkat isu ini dalam forum koordinasi lintas kementerian.

Pembahasan akan dilakukan dengan mempertimbangkan dinamika ekonomi nasional dan global, serta masukan dari berbagai pemangku kepentingan.

Gubernur Mirza juga menyampaikan bahwa Pemprov tengah menyiapkan Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Gubernur (Pergub) sebagai bentuk penguatan regulasi.

BACA JUGA :  Wapres Tinjau Bendung Way Sekampung di Pringsewu

Selain itu, pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan harga di lapangan dilakukan bersama aparat kepolisian dan DPRD.

Lebih Dari 30 Pabrik Telah Buka Lagi

Kebijakan penetapan harga dasar singkong mendapat dukungan luas dari kalangan industri. Terhitung 10 Mei 2025, lebih dari 30 perusahaan pengolahan singkong di Lampung telah mematuhi Instruksi Gubernur Nomor 2 Tahun 2025, yang mengatur harga dasar Rp1.350 per kilogram dan potongan maksimal 30 persen.

Ketua Panitia Khusus (Pansus) Tata Niaga Singkong DPRD Lampung, Mikdar Ilyas, menyebut langkah ini sebagai bentuk keberpihakan nyata kepada petani. Meski begitu, masih ada 3 hingga 4 perusahaan yang belum menjalankan aturan tersebut.

Dukungan kuat juga datang dari kalangan industri yang tergabung dalam Perhimpunan Pengusaha Tepung Tapioka Indonesia (PPTTI). Ketua PPTTI Lampung, Welly Soegiono, menegaskan bahwa dari 18 perusahaan anggota asosiasi, seluruhnya telah menyatakan kesediaan menjalankan instruksi gubernur.

BACA JUGA :  Harga Rp1.400 Per Kilogram Tak Jelas, Ribuan Petani Singkong Aksi di Kantor Gubernur Lampung

“Kami sepakat dengan kebijakan Pak Gubernur. Tujuannya jelas, agar usaha tetap berjalan dan petani juga tidak dirugikan. Semua anggota kami patuh, kecuali dua pabrik yang sedang tutup sementara karena over haul,” ujar Welly.***