KOTA BEKASI — Setengah abad bukan sekadar angka, tetapi sejarah panjang pengabdian. Hari Ulang Tahun ke-50 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dirayakan Pemerintah Kota Bekasi dengan penuh makna, dalam sebuah seremoni yang menggabungkan apresiasi, refleksi, dan komitmen nyata terhadap penguatan kesejahteraan sosial, Rabu (9/7/2025).
Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, bertindak sebagai inspektur upacara yang turut dihadiri Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, para aktivis sosial, mitra lembaga, serta masyarakat penerima manfaat.
PSM adalah motor penggerak sosial di tingkat kelurahan. Mereka hadir saat negara absen, bergerak tanpa gaji, tanpa sorotan kamera, tapi tetap konsisten menyalurkan empati.
Bagi Wakil Wali Kota Harris, PSM bukan pelengkap struktur birokrasi sosial, tapi aktor utama perubahan.
“PSM adalah wajah pertama negara di tengah masyarakat. Mereka bukan hanya relawan, tapi jembatan empati antara pemerintah dan warga,” tegas Harris dalam amanatnya.
Momentum 50 tahun PSM dirayakan bukan hanya dengan upacara, tetapi juga serangkaian aksi sosial dan penandatanganan kerja sama yang menandai transformasi sosial Kota Bekasi berbasis sinergi.
Penandatanganan MoU antara Pemkot Bekasi dengan U Care Indonesia, guna memperkuat penghimpunan dan penyaluran zakat, infaq, dan sedekah.
Penyaluran beasiswa SEMASA kepada Kayla Syafa Azzahra, simbol kepedulian terhadap pendidikan generasi muda dari keluarga kurang mampu.
Program Kampung Hijau di Kelurahan Cimuning, sebagai upaya sosial-ekologis berbasis komunitas.
Bantuan UMKM untuk Ibu Muminah berupa modal usaha bakso bakar di Mustika Jaya.
Penghargaan kepada pelaku UMKM PSM terbaik, sebagai bentuk apresiasi kepada semangat wirausaha berbasis pengabdian sosial.
“Ini bukan seremonial kosong. Ini bagian dari agenda kerja konkret membangun ekosistem kesejahteraan sosial dari bawah,” ujar Harris.
Sementara itu, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menyoroti kiprah PSM sebagai pelaku “respon cepat darurat sosial” yang tidak pernah menunggu surat tugas atau SK penugasan.
“Aksi sosial PSM ini luar biasa. Mereka tidak pamrih, tapi begitu dibutuhkan warga, langsung hadir. Ini keteladanan sejati,” kata Tri.
Ia menambahkan bahwa Kota Bekasi akan terus memperkuat dukungan kelembagaan bagi PSM agar mampu menjadi garda terdepan dalam menanggulangi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Peringatan ini ditutup dengan penegasan peran Dinas Sosial sebagai fasilitator dan pembina PSM, serta komitmen Pemkot untuk mendorong kolaborasi lintas sektor agar kesejahteraan bukan sekadar jargon, tapi kenyataan yang bisa disentuh warga.
Di usia emas ini, PSM bukan lagi sekadar relawan “pinggiran”, tetapi aktor utama dalam mewujudkan Bekasi yang lebih manusiawi, inklusif, dan tangguh secara sosial.***