Scroll untuk baca artikel
Kabar Desa

Cara Kades Tanjungwangi Memajukan Desa

×

Cara Kades Tanjungwangi Memajukan Desa

Sebarkan artikel ini

LAMTIM – Kekompakan dan saling mendukung menjadi kunci bagi desa untuk maju berkembang. Pembangunan Desa Tanjungwangi tidak lepas dari perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan dukungan semua stakeholder.

Untuk mengakselerasi pembangunan desa kedepan, Harno kades terpilih di periode keduanya tentu telah memiliki program dan acuan langkah prioritas kerja yang perlu dilakukan untuk membawa kemajuan bagi desa yang dipimpinnya.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Harno, adalah Kepala Desa Tangungwangi, Kecamatan Wawai Karya, Kabupaten Lampung Timur, yang kembali mengemban amanah masyarakat. Dia terpilih lagi sebagai kepala desa dalam Pilkades November 2019 lalu.

Memasuki periode kedua kepemimpinannya banyak ‘PR’ yang harus dilanjutkan. Hal lain adalah memenuhi janji politik, kepada masyarakat dalam membawa kemajuan bagi desa itu sendiri.

“Banyak yang harus dibenahi, dan saya sebenarnya melanjutkan program sebelumnya. Saya akan membawa desa Tanjungwangi lebih maju lagi tentunya,”ujar Harno ditemui Wawai News, Sabtu (14/12/2019).

Dikatakan bahwa ditahun 2019 dia telah melaksanakan beberapa pembangunan fisik di desa tersebut meliputi  drainase, bangun jembatan, saluran gorong-gorong serta pembangunan manusianya.

Menurutnya desa Tanjungwangi sendiri masuk dalam kategori locus stunting, pemerintah desa terus berupaya untuk mencapai kesehatan masyarakat melalui program Dinas Kesehatan untuk memberantas gizi buruk.

Hal tersebut dilakukan melalui pemberian makanan tambahan melalui Posyandu dan kader lainnya dititik yang telah ditentukan. Begitupun pemberdayaan masyarakat Harno, terus mendorong inovasi warganya.

Kerajinan tangan (handicraft) karya ibu ibu PKK binaan desa Tanjungwangi -foto Kandar

“Banyak inovasi desa dari kegiatan ibu-ibu PKK terutama dibidang handicraft, memanfaatkan barang bekas menjadi karya menarik dan memiliki nilai jual. Kegiatan tersebut baru berjalan setahun ini,”ujarnya.

Oleh ibu PKK sambungnya sampah kering seperti bekas bungkus kopi atau gelas minuman ringan, dikreasikan menjadi beberapa karya bernilai jual, seperti tas, tatakan tempat buah, gelang dan lainnya.

“Sekarang yang dipikirkan bagaimana karya tersebut bisa memberi penghasilan tetap bagi ibu-ibu PKK. Tentu harus ada pemasaran san penampungan, itu yang masih di wacanakan untuk menemukan pasarnya,”pungkas Harno.

Diketahui berbagai kerajinan yang dikreasikan ibu PKK setempat masih dibuat dirumah ketua kelompoknya. Dan selama ini pemasaran masih ditampung oleh desa. (Kandar)